HARIAN TERBIT.com - Ramadhan merupakan bulan yang dinantikan oleh seluruh umat Islam. Namun, tidak jarang yang masih mempunyai utang puasa dari Ramdhan sebelumnya.
Sebetulnya apa hukum mengganti puasa? Simak penjelasan berikut ya Terbiters.
Hukum Puasa Qadha
Hukum berpuasa bagi umat muslim di bulan Ramadhan adalah wajib.
Baca Juga: YG Entertainment Ungkap Anggota Terakhir BABY MONSTER Asal Jepang, Inilah Sosoknya
Maka membayar utang puasa atau qadha adalah wajib hukumnya. Puasa qadha tidak bisa dibatalkan kecuali terdapat udzur tertentu yang dibenarkan dalam syariat Islam.
Orang yang diwajibkan mengerjakan puasa qadha ialah orang yang meninggalkan karena udzur tentu yang dibenerkan syariat seperti sakit, dalam perjalanan, haid, ibu hamil, nifas, dan lainnya. Mengerjakan puasa qadha diluar bulan Ramadhan.
Baca Juga: Real Madrid Minus Benzema di Piala Dunia Antarklub
"Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, (kemudian tidak puasa), maka wajib menggantinya pada hari-hari yang lain." (QS: Al-Baqarah: 184)
Perintah meng-qadha puasa juga tertuang dalam hadist nabi:
"Dari Aisyah radhiyallahuanha berkata, "Dahulu di zaman Rasulullah SAW kami mendapat haidh. Maka kami diperintahkan untuk mengganti puasa." (HR. Muslim).
Baca Juga: Kenali 6 Manfaat Lobak, si Pelindung Sel Darah Merah
bacaan niat puasa qadha ramadhan
Puasa qadha memiliki rukun dan syarat yang sama dengan puasa Ramadhan. Puasa qadha pun disunnahkan untuk melakukan sahur sebelum fajar tibar. Berikut ini bacaam niat puasa qadha.
Niat puasa ganti Ramadhan adalah:
Artikel Terkait
Puasa Sunnah Syawal
Beda Hari Tasyriq dan Puasa Sunnah Arafah, Idul Adha Tahun ini Berpotensi Tidak Serentak
Kisah Puasa Tarwiyah dan Arafah Serta Ganjaran Pahala Untuk Yang Menjalankannya
Berniat Puasa Sunnah Dzuhijjah, Pertimbangkan Sabda Rasul Ini
Sunnah Puasa Tengah Bulan, Ini Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh dan Keutamaannya