IMAM Al Ghazali mengatakan janganlah berbicara jika tidak bermanfaat, bicarakanlah pada hal-hal yang penting, agar kita mendapat keselamatan.
Sebab lisan bisa menjadi perkara bencana yang menimbulkan dosa. Lidah itu bagaikan pedang bermata dua, bisa mendatangkan kebaikan dan bisa membawa bencana.
Rasulullah mengingatkan betapa pentingnya berhati-hati dalam berbicara: ”Barang siapa banyak bicara, niscaya banyak kesalahannya; barang siapa banyak kesalahannya, niscaya akan banyak dosanya; dan barang siapa banyak dosanya, maka neraka menjadi lebih utama baginya" (HR. Abu Nu'aim).
Sebelum berbicara kita harus sadari bahwa setiap perkataan yang kita ucapkan sangat berarti dan akan berefek kepada diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Milan Dicukur Lazio, Ada Apa Rossoneri?
Menjaga lisan itu penting untuk melindungi hati dari hal tidak berguna dan memberikan ruang bagi dzikir pada Allah.
Seorang muslim senantiasa menjaga lisannya ketika sendiri maupun berada bersama orang lain.
Berkata kata yang baik, tidak berdusta, tidak mengadu domba, memfitnah, mencari-cari kesalahan orag lain, mencela, menghina, merendahkan orang lain, menjauhi ghibbah atau bergunjing membicarakan aib orang lain, tidak ingin dipuji, tidak banyak bercanda dan tertawa berlebihan.
Selain itu seorang muslim yang baik menjadi pendengar yang baik atas setiap ucapan yang baik dan bermanfaat.
Baca Juga: Jokowi Soal Kasus Ferdy Sambo: Saya Tidak Bisa Mengintervensi Proses Hukum
Artikel Terkait
Akhlak dan Kebahagiaan
Berbakti kepada Orangtua
Menuju Bahagia
Azab Konsekuensi dari Pengingkaran