MERASA takut akan celaan dan ingin selalu dipuji orang lain merupakan sifat yang tanpa disadari dimiliki oleh kebanyakan orang.
Ketika tidak ada orang lain yang memuji dirinya atau bahkan mencelanya membuat dirinya galau dan kurang percaya diri.
Pendapat orang lain tentang dirinya menjadi lebih penting. Ketika ada orang lain yang tak sepaham maka dirinya kesal, kecewa dan bisa marah.
Terkadang tanpa disadari dia berbohong, membuat gosip bahwa dirinya pintar, hebat, berilmu. Karena tidak ada orang lain yang memuji dirinya merasa tertekan, stres, sedih, kesepian, merasa tak berguna, malas beraktivitas maupun menyalurkan hobinya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 12 Desember 2022: Scorpio, Jauhkan Diri dari Tukang Gosip
Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa ketakutan adanya celaan dan ingin selalu mendapat pujian itu dapat merusak jiwa dan akhlak.
Penyebab utamanya karena merasa dirinya sempurna tak memiliki kekurangan dan kesalahan.
Untuk mengobatinya, kata Imam Al Ghazali bertanya pada diri sendiri benar atau tidak dirinya hebat atau memang tercela.
Jika benar, misalnya memang kaya, memiliki jabatan maka sadari bahwa sebenarnya pujian seperti itu tidak perlu karena harta atau jabatan itu tak selamanya akan melekat pada dirinya.
Allah Ta'ala berfirman: “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 35).
Baca Juga: SBY dan Megawati Hadiri Malam Resepsi Pernikahan Kaesang-Erina
Menurut Imam Al Ghazali ada tiga perkara datangnya celaan , yakni 1. Benar celaan itu tapi dengan maksud untuk memberi nasihat, 2 mencela untuk menyakiti hati, 3.Tidak benar celaan itu.
Ketika menyadari bahwa dirinya memang punya cacat dan cela seharusnya bersyukur. Marah atau membalasnya suatu kebodohan.
Kalau orang mencela bertujuan untuk menyakiti hatinya dan celaan itu memang benar maka hendaklah berlapang dada dan berusaha untuk melepaskan diri dan berusaha memperbaiki sifat yang tercela itu.
Rasulullah bersabda:” Ya Allah ampunilah kaumku; ya Allah berilah petunjuk kaumku, sebab mereka itu memang belum mengerti“ (HR Baihaqi).
Artikel Terkait
Bahaya Hasad atau Dengki dalam Islam: Penyakit Hati yang Merusak Hubungan Sosial
Percaya Diri
Semua Diketahui Tiada yang Bisa Ditutupi
Uwais Qarni Gendong Ibunya ke Mekah
Senantiasa Istiqomah