PARA ulama memberikan definisi wara’ dengan beberapa ungkapan, diantaranya, wara’ adalah meninggalkan semua yang meragukan dirimu dan menghilangkan semua yang membuat jelek dirimu dan mengambil yang lebih baik.
Warok adalah ibarat dari tidak tergesa-gesa dalam mengambil barang-barang keduniaan atau meninggalkan yang diperbolehkan karena khawatir terjerumus dalam perkara yang dilarang.
Seorang yang wara’i mengaplikasikan kehidupannya dengan cara berhati-hati dari yang haram dan syubhat.
Juga membuat pembatas antara yang hala dan yang haram, menjauhi semua yang diragukan (syubhat), tidak berlebihan dalam persoalan yang bolehh, tidak memberikan fatwa tanpa berdasarkan ilmu, dan berkenan meninggalkan perkara-perkara yang tidak berguna.
Baca Juga: Jokowi Klaim Indonesia Tengah Berada di Puncak Kepemimpinan Global
Boleh jadi kita menyadari banyak di antara kita kaum muslimin yang tidak memperhatikan sikap wara’ dalam mencari rezeki dan kehidupan.
Kita masih sangat menggampangkan masalah ini sehingga terjerumus dalam perbuatan tercela dalam memenuhi kebutuhannya.
Riba, dusta, menipu dan perbuatan haram lainnya dilakukan tanpa merasa berdosa hanya untuk dalih memenuhi kebutuhan hidup.
Masyhuril Khamis dalam kitabnya “Jangan Putus Asa Dari Rahmat Allah” menungkapkan kalangan Sufi nerusaja meyakinkan manusia agar hati-hati atau setidaknya mengekang kekuatan tersebut sampai seminimal mungkin.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Park Seo Joon, Aktor Film The Marvels Asal Korea Selatan
Mendorong manusia berusaha agar tidak mengerjakan keburukan karena dengan sikap wara akan tercapai kenikmatan dalam beribadah.
Ketika nafsu diumbar manusia cenderung bersifat tamak, serakah, menuntut yang lebih banyak dan lebih mementingkan diri sendiri.
Dari sifat yang demikian inilah maka sering timbul kekejaman, permusuhan, kecurangan, ketidak jujufan, ketidak adilan tehadapo sesama manusia.
Suatu ketika Khalifah Ali ibn Abi Thalib mengunjungi masjid Bassrah, melihat banyak orang berbincang tanpa tujuan, hanya menghabiskan waktu tak ada manfaatnya.
Melihat itu Khalifah memerintahkan agar mereka keluar. Di tempat itu juga Khalifah melihat seorang pemuda yang sedang bercerita dihadapan sejumlah jamaa’ah.
Artikel Terkait
Ridha Itu Membahagiakan
Mumpung Masih Ada Waktu
Ilmu Bagi Manusia
Kemuliaan Akhlak