KINI 77 tahun sudah Indonesia merdeka dan merupakan nikmat dan karunia dari Allah yang patut disyukuri. Proklamasi Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak terlepas dari campur tangan Allah, bukan hadiah dari bangsa lain.
Proklamasi RI bertepatan pada hari Jumat dalam bulan suci Ramadhan bulan penuh rakhmat dan ampunan.
Ketika dalam perjalanannya mengisi kemerdekaan terjadi banyak penyimpangan, ketidakadilan, pembodohan, pembohongan, menguras kekayaan negeri untuk kepentingan pribadi dan golongan berarti telah mengingkari karunia Allah itu, seakan tidak takut dengan azab dari Allah.
Baca Juga: HUT 17 Agustus, Ini 8 Film Perjuangan yang Pas Ditonton untuk Peringatan Hari Kemerdekaan
Buya Hamka dalam bukunya “Pribadi Hebat” mengatakan setelah Indonesia merdeka sangat dibutuhkan ilmu pengetahuan dan pendidikan bagi rakyat Indonesia yang mampu menumbuhkan dua kemampuan besar yakni berpikir dan bekerja.
Menurut Buya pembangunan bangsa memerlukan pribadi baru, pribadi Indonesia merdeka bukan pribadi kebendaan dan tidak peduli terhadap orang lain.
Indonesia butuh pribadi mandiri bukan budak yang menundukkan muka kepada orang lain. ”Pribadi laksana mobil, dia tidak dapat berjalan jika mesin-mesinnya tidak bagus” kata Buya.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Lomba 17 Agustus Dijamin Anti Mainstream dan Bikin Ngakak Para Penonton
Mensyukuri karunia dan nikmat kepada Allah itu menurut Imam Al-Ghazali yakni dengan hati, lisan dan amal perbuatan. Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang menerima anugerah dengan ikhlas tanpa menggerutu betapa pun kecilnya nikmat tersebut.
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)……” (QS. An-Nahl: 53).
Rasulullah bersabda:”Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya.” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).
Baca Juga: Rekomendasi 5 Lagu Beserta Lirik yang Cocok untuk Perayaan 17 Agustus
Dengan mensyukuri karunia dan nikmat berupa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah karena ingat bahwa semuanya itu datangnya dari Allah, sehingga menggunakannya segala karunia itu dijalan yang diridhoi Allah.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."(QS.Ibrahim: 7).
Artikel Terkait
Mumpung Masih Ada Waktu
Berpikir Pangkal Kebaikan
Ikhlas Ibarat Emas Murni
Musuh dalam Selimut
Menjadi Tetangga yang Baik
Rasulullah Penyayang Anak Kecil