PROSES berpikir kita sering menjadi bagian dari masalah. Ketika berpikir berkepanjangan sesuatu yang mengkhawatirkan, terjebak dalam situasi tanpa jalan keluar, tidak ada harapan masa depan yang lebih baik, dapat menyebabkan seseorang depresi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) depresi adalah gangguan mental yang umum. Hal ini kerap ditandai dengan kesedihan yang terus-menerus, serta kurangnya minat atau kesenangan dalam kegiatan yang sebelumnya menyenangkan.
Depresi memunculkan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai, putus harapan, merasa diri tidak berharga.
Baca Juga: Cara Tepat Menyimpan Susu agar Tahan Lama
Bisa mempunyai efek mendalam di semua aspek kehidupan seperti kinerja di sekolah, di kantor, di rumah, hubungan dengan keluarga dan teman, kemampuan dalam berpartisipasi di masyarakat hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri. Bahkan bisa mempengaruhi kesehatan fisik, TBC dan penyakit kardiovaskular.
DR Aidh Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan mengatakan masalah yang telah selesai dan telah berlalu jangan diungkit-ungkit lagi karena hanya akan menimbulkan kesedihan, kegoncangan, dan waktu yang terbuang percuma.
Baca Juga: Malam Puncak HUT DKI ke-495 akan Diselenggarakan di JIS
Depresi, kata DR Aidh Al-Qarni adalah penyakit yang bisa menyerang semua orang dan biasanya ujung dari penyakit itu adalah bunuh diri.. Padahal bunuh diri dilarang agama.
Artikel Terkait
Mumpung Masih Ada Waktu
Hidup Sederhana
Umat yang Dirindukan Rasulullah
Musuh dalam Selimut
Menjadi Tetangga yang Baik
Kemuliaan Akhlak
Al Quran tentang Hari Jumat