G
RASA takut, cemas dan sedih menghadapi musibah itu manusiawi. Tapi apakah membiarkannya berlarut-larut, atau sebaliknya bergegas bangkit untuk melawannya.
Ketika terlarut dalam kesedihan maka makan dan minum tak enak, tidur pun tak nyenyak, duduk terasa tak nyaman. Mengapa harus bersedih kalau kita masih memiliki agama.
Hanya kehidupan kekal di surga yang dijanjikan Allah yang tak kenal kecemasan, ketakutan dan kesedihan.
Karenanya seorang mukmin hendaklah bersabar menahan diri menerima beban hidup di dunia dengan tetap melakukan ikhtiar mengatasinya dan tetap bertawakkal pada-Nya.
DR. ‘Aidh al-Qarni, dalam bukunya “ La Tahzan” mengatakan, Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan.
Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka.
Baca Juga: Tertipu Minyak Goreng Murah; Warga Pulogadung Meradang
Kesedihan hanya akan membuat kita kehilangan semangat dalam hidup. Hanya kepada Allah kita bermohon agar memberikan hidayah hati untuk menempuh jalan yang lurus dan selamat mendapatkan kelapangan dada sehingga dapat beribadah sebaik-baiknya pada Allah.