ADA kata hikmah dari Imam Al-Ghazali yang memiliki kaitan erat dengan masalah akhlak: “Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya.”
Dalam kehidupan orang-orang dari sejak ribuan tahun lalu hingga diera modern untuk meraih mendapatkan makna kebahagian dengan beragam cara.
Ada yang mencarinya melalui kepercayaan, sesembahan terhadap benda-benda dan lainnya yang memiliki dimensi spiritual, ada juga yang berorientasi serba kebendaan hanya menginginkan kesenangan dan kemewahan duniawi.
Baca Juga: Subsidi Minyak Goreng, Legislator Pertanyakan Kinerja BPDPKS
Akhlak menjadi bagian penting dalam kehidupan karena dari akhlak inilah kehidupan pribadi seorang atau umat menjadi baik atau buruk.
Seseorang akan dikenang baik atau buruk karena akhlaknya. Akhlak meliputi pemikiran, perasaan dan niat di hati manusia dalam hubungan manusia dengan Allah, antar sesama manusia dan antara manusia dengan makhluk lainnya. Sedangkan moral dalam hubungan manusia dengan manusia.
Baca Juga: Anggota DPR Minta Pidana Perbuatan Cabul Oleh LGBT Diperjelas di Memori Penjelasan KUHP
Keimanan dan derajat kemanusiaan seseorang dinilai dari kualitas akhlaknya. Akhlak dalam Islam adalah bagian kekayaan batin manusia sedangkan kebutuhan materi adalah bagian dari kekayaan lahiriah manusia yang dapat mengantarkannya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridhai Allah.
Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan akhlak bukan sekedar perbuatan, bukan pula sekedar kemampuan berbuat, juga bukan pengetahuan.
Artikel Terkait
Menghidupkan Sunnah Rasul
Hidup Sederhana
Malam yang Paling Indah
Umat yang Dirindukan Rasulullah
Berakidah dan Beribadah
Kesucian dan Kebersyukuran
Nasihat untuk Kebaikan
Ridha Ketetapan Allah