SEMUA yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT seperti adanya pergantian siang dan malam, alam yang indah, bencana, musibah, perbedaan keadaan wujud manusia, ada yang sempurna, kurang atau tidak sempurna.
Namun Allah mengatur setiap kebutuhan manusia dalam berbagai macam hal yang berbeda.
Manusia mampu membuat rencana untuk mencapai kepentingan dan tujuannya. Namun sehebat apa pun rencana manusia ketika Allah tidak meridhai maka manusia tak mampu berbuat apa pun atas segala yang terjadi dalam hidup ini.
Allah memberikan karunia rezeki dengan takaran dan ukuran yang berbeda terhadap seluruh makhluk ciptaan-Nya. Perolehan rezeki bukan hanya harta, tapi juga kesehatan, keberuntungan dan lainnya dari Allah untuk tiap manusia bisa berbeda, meskipun mereka sama-sama telah bekerja dan berusaha. “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki . . . .’’ (Q.S. an-Nahl [16]: 71).
Buya Hamka dalam kitabnya Tasawuf Modern memberikan gambaran yang mudah difahami tentang ridha.
Orang yang cinta pada anaknya yang masih kecil akan ridha manakala suatu ketika anaknya kencing di atas pangkuanya. Seorang suami yang cinta pada isterinya ridha untuk membelikan kesukaan isterinya meski ditengah jalan kehujanan atau kepanasan.
“Itu bukan cinta buta, bukan pula kegilaan atau bukan pula karena kurang pertimbangan. Tapi ridha menjadi sebabnya. Ridha menerima kekayaan dan kemiskinan, kekayaan dan keparahan perjalanan, umur panjang dan pendek, badan sehat dan sakit. Semuanya tidak ada perbedaan sampai lupa segala-galanya.”
Ridha bukan berarti menyerah pasrah melainkan tetap berusaha, berdoa dan bertawakkal. Ridha itu tidak menolak dan membenci apa yang telah ditetapkan Allah baik yang menyenangkan mau pun yang tidak menyenangkan.
Ridha Allah sesungguhya bukan untuk diminta dan dicari tetapi untuk mereka lakukan, harus ridho kepada Allah.
Kita sendiri yang harus memastikan setiap saat ridha kepada apa pun yang Allah tentukan, sebagaimana ridhanya binatang, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta yang diciptakan Allah.
Ridha akan menjadikan hati menjadi lapang, tenang, damai karena selalu taqarrub mendekatkan diri dan merasa qana’ah terhadap segala pemberian Allah.
Wallohu a’lambishshawab.
(H Nuchasin M Soleh)
Artikel Terkait
Ikhlas Kehilangan
Amru Sahabat Rasulullah
Senang Susah Ingat Allah
Menjadi Hamba Allah
Menyayangi Mengasihi Yatim
Umat yang Dirindukan Rasulullah
Kesucian dan Kebersyukuran