Iman, Puasa dan Taqwa

- Sabtu, 23 April 2022 | 04:05 WIB

 

ADA tiga kata kunci yakni orang beriman, bepuasa Ramadhan dan taqwa  dalam Surat al Baqarah :183. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”

Ketika ada seseorang yang terhormat memanggil kita, pasti kita merasa bangga. Apalagi yang memanggil dan menyerukan sesuatu adalah Allah Yang Maha Agung :”Wahai orang-orang yang beriman” pasti kita akan bersungguh-sungguh menjalankan perintahNya. Akankah kita berdiam diri, pasti segera bangkit sepenuh hati mengerjakan seruannya.

Baca Juga: Buruh Mau Pinjam JIS untuk May Day, Wagub DKI Sarankan Ganti Demonstrasi Jadi Bersurat

Hanya orang-orang beriman yang dipanggil Allah untuk menjalankan perintah berpuasa Ramadhan agar menjadi orang yang bertaqwa yakni   derajat manusia yang paling mulia disisi Allah. “.....Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.....” (QS Al Hujurat: 13).

Allah Ta’ala memerintahkan puasa kepada orang-orang yang beriman.

Orang yang berpuasa sebagai tanda kesempurnaan iman seseorang karena hanya menerima puasa dari jiwa-jiwa orang yang  beriman.

Baca Juga: Tak Hanya Salat Ied, Pemprov DKI Juga Bakal Gelar Takbiran di JIS

Para ahli tafsir mengindikasikan bahwa keimanan dan puasa serta ketakwaan memiliki hubungan yang erat antar ketiganya.

Puasa menjadi cerminan dari kesempurnaan keimanan seorang muslim tidak hanya  membenarkan dan percaya  dalam hati namun harus diikuti dengan amalan  perbuatan yang nyata.

Rasulullah menjelaskan makna iman: “Iman adalah engkau mengimani Allah, mengimani Malaikat-Nya, mengimani Kitab-kitab-Nya, mengimani para Rasul-Nya, mengimani hari kiamat, mengimani qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk” (HR. Muslim).

Baca Juga: Buruh Mau Pinjam JIS untuk May Day, Wagub DKI Sarankan Ganti Demonstrasi Jadi Bersurat

Allah memerintahkan kita berpuasa agar dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat.

Puasa itu menahan dari segala sesuatu yang ditetapkan berdasarkan syariat, dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari untuk mendapatkan manfaaat dan tujuan berpuasa yakni meraih derajat taqwa yang sebenar-benarnya taqwa.

Taqwa adalah mengamalkan ketaatan, mengharapkan ampunan, meninggalkan maksiat dan takut akan adzab dari Allah Ta’ala.

Halaman:

Editor: Yuli Terbit

Artikel Terkait

Terkini

Sang Khalifah yang Tegas

Jumat, 9 Juni 2023 | 06:11 WIB

Jangan Bawa Api Neraka ke Rumah

Kamis, 8 Juni 2023 | 06:11 WIB

Berbuat Baik

Rabu, 7 Juni 2023 | 08:49 WIB

Menghadapi Kebosanan

Senin, 5 Juni 2023 | 06:11 WIB

Alam Semesta

Jumat, 2 Juni 2023 | 06:11 WIB

Dzul Qoidah Bulan Suci

Rabu, 31 Mei 2023 | 06:12 WIB

Menyalahkan Orang Lain

Senin, 29 Mei 2023 | 06:09 WIB

Menolak Pujian

Minggu, 28 Mei 2023 | 06:12 WIB

Imam Hambali

Sabtu, 27 Mei 2023 | 06:07 WIB

Tiga Syarat Ibadah Diterima Allah

Jumat, 26 Mei 2023 | 05:43 WIB

Celaan dari Lawan

Kamis, 25 Mei 2023 | 09:27 WIB

Delapan Golongan Manusia yang Dicintai Allah

Rabu, 24 Mei 2023 | 05:58 WIB

Wanita Bahagia

Selasa, 23 Mei 2023 | 07:37 WIB

Al Ghazali, Kisah Lalat dan Tinta

Senin, 22 Mei 2023 | 08:17 WIB

Sifat Tamak dan Rakus

Minggu, 21 Mei 2023 | 06:12 WIB

Tiga Kelemahan Manusia

Kamis, 18 Mei 2023 | 05:43 WIB

Menolong Wanita Melahirkan

Rabu, 17 Mei 2023 | 06:22 WIB

Ikhlas Memurnikan Ibadah

Selasa, 16 Mei 2023 | 06:06 WIB

Keutamaan Berjalan Kaki ke Masjid

Sabtu, 13 Mei 2023 | 06:44 WIB
X