Sudah menjadi tabiat manusia tidak pernah merasa puas dengan yang dimilikinya. Manakala telah mendapat yang diinginkan masih tetap menginginkan yang lebih lagi. Terkadang lupa dan tidak bersyukur dengan apa yang sudah ada.
Rasulullah bersabda: “Sekiranya anak Adam memiliki satu lembah daripada harta, niscaya ia mau yang kedua dan sekiranya ia telah memiliki dua lembah niscaya ia mau yang ketiga. Tidak akan memenuhi perut anak Adam melainkan tanah dan Allah senantiasa menerima orang yang mau bertaubat.” (HR: Ahmad).
Islam mengajarkan kita untuk selalu hidup sederhana. Bukan berarti Islam melarang pemeluknya untuk tidak perlu berharta.
Baca Juga: Luka Lama Tergores Kembali, Bank bjb Juara Proliga 2022, Kembali Benamkan Mimpi Gresik Petrokimia
Hidup sederhana hendaklah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain dalam hal berpenampilan, bersahaja, tutur kata dan berperilaku baik, santun dalam pergaulan, tidak bermewah-mewah, tidak sombong.
Dengan hidup sederhana akan menjauhkan kita dari sikap sombong terhindar dari keinginan untuk memamerkan kelebihan harta yang dimiliki, tapi akan lebih mendekatkan diri pada rasa cinta kasih dan peduli terhadap sesama.
Seseorang dengan hidup sederhana biasanya memiliki pola pikir sederhana pula, tidak berlebihan, senyum menghadapi kehidupan.
Baca Juga: Tata Cara dan Manfaat Pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
Ibnu Amir sahabat Rasulullah memberikan kesaksian hebatnya kesederhanaan, tawadhu’ atau rendah hatinya Rasulullah, meski beliau mempunyai kedudukan yang tinggi dan luhur namun beliau ketika menaiki keledai yang hanya berpelanakan kain beludru.
Beliau menghadiri undangan dari budak, menjahitkan dan menambal pakaiannya sendiri, mengesol sendalnya, juga tidak enggan mengerjakan pekerjaan rumah bersama dengan istri beliau serta menjenguk orang sakit.
Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang gemetaran saat berjumpa Rasulullah. Melihat hal itu Rasulullah berusaha menenangkan hati laki-laki itu: “Tenanglah aku bukan seorang raja, aku hanyalah anak dari wanita Quraisy yang makan dendeng’’.
Baca Juga: Ketua Komisi IX DPR Dorong Kemudahan Administrasi dalam Pengklaiman JKP
Rasulullah tidak pernah menujukkan sifat sombong dan menonjolkan diri dihadapan para sahabat dan para tamu asing karena kesederhanaan penampilannya.
Sampai-sampai ada tamu asing yang belum pernah melihat Rasulullah tidak bisa membedakan yang mana Rasulullah dan yang mana para sahabatnya. Hingga tamu asing tersebut bertanya yang mana Rasulullah.
Artikel Terkait
Sahabat Mulia Rasulullah
Cinta Rasulullah
Senang Susah Ingat Allah
Mumpung Masih Ada Waktu