RASULULLAH mengingatkan dunia itu tempat ujian dan cobaan. Banyak orang yang diberi kekayaan, jabatan dan kekuasaan namun menjadi sombong, angkuh memutuskan silaturahim ukhuwah Islamiyah.
Kerakusan harta dan jabatan telah menjadikan dirinya berbuat zalim, merampas hak yang benar dari orang lain.
Sifat tamak dan rakus terhadap urusan dunia telah menjadikan dirinya bagaikan serigala yang lapar.
Dari Ka’ab bin Mâlik bahwa Rasûlullâh bersabda: “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR Tirmidzi, Ahmad).
Kenyataan itu kini terjadi ditengah kita, perhatian manusia tertuju pada urusan perut dan kehormatan, berorientasi pada kebendaan dan kekuasaan.
Yang hak dikatakan bathil, yang benar dikatakan salah dan sebaliknya. Menghalalkan segala macam cara.
Mereka lupa semua orang menghadapi kematian. Tidak hanya itu dia harus mempertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak dihari pembalasan.
Orang-orang yang gila kepada harta, kedudukan, jabatan, dan cinta kepada dunia, mereka akan menyesal pada hari kiamat.
Yaitu ketika mereka diberikan catatan amalnya dari sebelah kirinya.
Semua kekuasaan, jabatan, dan hartanya tidak bermanfaat di akherat. “ …. “Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat bagiku. Telah hilang kekuasaanku dari padaku.” (QS.Al-Hâqqah: 28-29).
Keselamatan suatu negeri selain karena memang anugerah dari Allah juga karena ada kemauan penduduk negeri itu untuk menciptakan suasana yang ramah dengan agama, tidak membongi umat.
Allah berfirman: ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”(QS al A’raf: 96).
Namun masih bersyukur jika di suatu negeri masih banyak orang beriman yang cerdas.
Rasulullah mengajarkan kita untuk senantiasa mendekatkan diripada Allah, selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari.
1. Tahajjud,