Ketika kita bisa bangun pada sepertiga malam untuk sholat tahajud maka kita telah memperoleh satu kemenangan melawan setan, kemudian ketika melaksanakan sholat tahajud memperoleh kemenangan yang kedua. Ketika dapat melawan kantuk melanjutkannya dengan sholat shubuh berjamaah memperoleh kemenangan yang ketiga melawan setan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ‘Setan mengikatkan tiga ikatan di tengkuk seseorang di antara kalian saat tidur, ia menepuk setiap ikatan itu (sambil mengatakan)-malammu masih panjang, tidurlah. Jika ia (orang tersebut) menyebut nama Allah, satu ikatan terburai. Jika ia (orang itu) berwudhu, satu ikatan (sisanya) terburai. Pada pagi harinya ia dalam keadaan giat dan jiwa yang baik. Jika tidak (tidak shalat malam) pagi harinya ia dalam keadaan buruk jiwanya dan malas (beribadah) (HR Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An Na Nasa’i).
Rasulullah sangat menganjurkan umatnya menegakkan shalat malam sebagai shalat yang paling utama setelah sholat wajib lima waktu. Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat malam, bahkan manakala beliau sedang sakit pun tetap mengerjakannya.
Baca Juga: Ngasik di Cut Meutia, Jadikan Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Positif
‘Aisyah RA berkata; “Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.” (HR. Abu Daud).
Imam An Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin mengatakan banyak sekali manfaat dan keistimewaan dalam shalat malam yang tidak terdapat dalam sholat-sholat lainya, diantaranya: Pertama, malam hari adalah saat-saat tenang, khusyuk, tunduk, selain jauh dari riya. Kedua, Robb turun kelangit paling bawah. Ketiga, hati dan lisan selaras untuk membaca Al Qur’an seperti disampaikan dalam firman Allah: “Sungguh bangun di waktu malam adalah lebih tepat untuk khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (QS Al Muzammil: 6).
Baca Juga: Soal Artis Inisial R Terkait TPPU Rafael Alun Trisambodo, Begini Penyataan Resmi KPK
Imam Al Ghazali mengatakan pentingnya menghadirkan hati dalam shalat untuk menghalau fikiran-fikiran yang bercabang-cabang.
Paksakan memahami apa-apa yang tersirat dalam bacaaan sholat yang sedang dilakukan dan mengingat akhirat. Sejak sebelum memulai shalat kosongkan hati dari segala sesuatu yang dapat menggoda atau melengahkannya, jangan diberi kesempatan memperhatikan apa-apa yang terlintas dalam hatinya.
Wallohu a’lambishshawab/H Nuchasin M Soleh/Harian Terbit
Artikel Terkait
Amalan yang Dapat Dilakukan dalam 10 Hari Pertama Ramadhan, Tadarus hingga Itikaf
Wajibnya Seorang Muslim Mengajak Pada Kebaikan
Pujian Berlebihan Ibarat Memenggal Orang yang Dipuji