Berbuat kebaikan itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang yang berada disekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat majur yang tersedia di apotek orang-orang yang berhati baik dan bersih. Demikian kata DR Aidh Al-Qarni dalam kitabnya “La Tahzan”.
Kebajikan itu, kata Al-Qarni adalah sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya dan kebaikan sebaik rasanya. Dan orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. Mereka ini akan merasakan “buah”nya seketika itu juga dalam jiwa mereka, akhlak dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang tenteram dan damai.
Tidak ada perbuatan kebaikan yang sia-sia. Setiap kebaikan akan menularkan kebaikan-kebaikan yang lainnya. Kita berupaya berbuat baik dengan bijaksana kepada orang lain meskipun orang itu tidak baik dengan kita.
Baca Juga: Buntut Pencoretan Indonesia Gelar Piala Dunia U-20, Jerry Massie Sebut Dua Gubernur Masuk Sejarah
Sayyidina Abu Bakar pernah berkata:”Perbuatan yang baik akan membentengi (seseorang dari) kehidupan yang jahat”.
Siti Khadijah isteri Rasulullah pernah berkata kepada Rasulullah,”Demi Allah, Allah tidak akan menyusahkanmu. Engkau adalah seorang yang selalu menjalin silaturahmi dengan sanak kerabat, menolong orang susah, memberi orang yang tidak punya dan membantu orang yang sengsara”.
Menurut Al-Qarni dari ucapan Sayyidina Abu Bakar dan Siti Khadijah itu menunjukkan bahwa permulaan yang baik akan berakhir pula dengan yang agung.
Baca Juga: Terus Bangun Kekuatan, TNI AL Kini Miliki Pangkalan di Kaimana
Imam Al Ghazali mengingatkan manusia agar tidak ingkar janji, lebih baik memperbanyak berbuat baik, karena ingkar janji adalah salah satu tanda orang munafik dan rendah akhlaknya.Kecuali dalam kondisi lemah, terpaksa dan ada halangan yang tidak dapat dihindari.
Berbuat baik bisa dengan perbuatan, perkataan dan mendoakan kebaikan untuk orang lain dengan ikhlas dan ridha karena Allah bukan untuk mengharapkan pujian orang. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri......” (QS Al Isra: 7).
Wallohu a’lambishshawab/H Nuchasin M Soleh/Harian Terbit
Artikel Terkait
Ketika Harapan Kosong
Qona’ah, Menerima yang Ada
Manisnya Keimanan
Kemewahan, Kesederhanaan dan Tenggang Rasa