Berprasangka buruk itu pekerjaan yang disenangi setan. Ia dengan mudahnya masuk kepintu hati orang yang berprasangka buruk memperdaya, membisik atau mempengaruhinya. Orang berprasangka buruk itu tercela namun justru hal itu menjadi kebaikan bagi setan.
Setan itu ibarat anjing yang kelaparan yang menghampiri kta yang sedang memegang atau membawa sesuatu ditangan. Jika kita tidak sedang membawa makanan, maka cukup dengan sekali bentakan saja anjing itu akan ngibrit menjauh. Namun ketika anjing yang dalam keadaan lapar itu melihat ditangan kita membawa daging atau roti maka dia akan berusaha keras untuk mendapatkannya dengan cara meloncat atau menarik dengan cara paksa daging atau roti itu dari tangan kita.
Baca Juga: Ratusan Jamaah Umrah jadi Korban Penipuan, Dua Orang Ditangkap
Ketika seseorang menuduhkan sesuatu kejahatan terhadap orang lain berdasarkan prasangka semata-mata, setan akan mendorong lidah orang yang berprasangka itu agar melakukan pergunjingan, sehingga hal itu menjadi penyebab kebinasaannya, atau mengabaikan hak orang lain dengan melakukn penghinaan atau pelecehan terhadap orang lain, karena menganggap dirinya sendiri paling benar paling baik.
Imam Al Ghazali dalam kitabnya Keajaiban Keajaiban Hati mengatakan agama memerintahkan setiap orang untuk selalu menjaga diri agar tidak membiarkan dirinya menjadi sasaran tuduhan macam-macam dari orang lain.
Rasulullah sangat berhat-hati agar tidak menjadi sasaran tuduhan. Suatu ketika Rasulullah sedang iktikaf dimasjid, Shafiyah binti Huyay salah seorang isteri beliau datang berkunjung ke masjid dan berbincang agak lama sampai petang hari. Ketika Shafiyah hendak pulang maka Rasulullah bangkit dan berjalan sebentar mengantar isteri beliau keluar. Pada saat yang bersamaan melintas dua orang laki-laki dari kalangan Anshar dan mengucapkan salam pada Rasulullah dan cepat-cepat melintas pergi. Namun sesaat itu pula Rasulullah memanggil dua laki-laki itu :” Ini adalah Syafiyah binti Huyay.”
Baca Juga: Tanggapan Pj Gubernur DKI Soal Israel di Piala Dunia U 20
Beliau mengatakan hal itu mungkin karena hari telah gelap atau mungkin pula karena Shafiyah bercadar sehingga mereka tidak mengenalinya sebagai isteri Rasululah. Mungkin juga untuk tidak menimbulkan pikiran-pikiran tidak baik dihati kedua laki-laki Anshar itu.
Mendengar sapaan Rasulullah maka kedua laki-laki berkata :“ Ya Rasulullah kami tidak mempunyai prasangka apa-apa , kecuali yang baik-baik saja.” Namun Rasulullah mengatakan “ Sesungguhnya setan itu mengalir dalam diri manusia sealiran dengan darah dalam tubuhnya. Dan aku khawatir setan akan memasukkan keraguan kedalam hati kalian’ (HR Bukhari dan Muslim)”
Demikianlah Rasulullah mengkhawatirkan jangan sampai perasaan hati kedua laki-laki Anshar itu menjadi rusak , sehingga beliau cepat-cepat berkata kepada dua laki-laki itu. Begitu kasih sayangnya Rasulullah kepada umatnya , mengajari mereka cara menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan keurigaan dan tidak menganggap hal yang remeh masalah seperti itu.
Wallohu a’lambishshawab.
Artikel Terkait
Jangan Pernah Menyesal
Jangan Membiarkan Waktu Sia-Sia
Ghibah dan Transfer Pahala: Tidak Harus Menyenangkan Semua Orang, Cukup Tak Menyakitinya
Wajib Tahu! Sahur Tak Sekedar Makan Tengah Malam