Imam Al-Ghazali berpesan, hendaknya kita bisa memakmurkan waktu siang dan malam secara istiqomah dengan kesungguhan dalam mengelolanya untuk aktivitas kebaikan, serta beribadah.
Waktu adalah umur kita , umur adalah modal kita , modal utama perdagangan untuk akhirat. Dengannya kita bisa mencapai kenikmatan abadi di sisi Allah Ta'ala. Setiap nafas dan hidup kita adalah permata yang tak ternilai harganya dan tidak dapat ditukar, jika ia telah terlewattidak akan pernah kembali lagi.
Waktu terus mengalir meninggalkan kita mengikuti takdir Allah. Perjalanan waktu menggerus usia kita yang terus berkurang setiap detik, setiap menit, setiap jam dan dari hari ke hari berikutnya.
Baca Juga: Bekali Skil Hadapi Tren Pekerjaan di Dunia Digital
Menurut Imam Al Ghazali, jangan hendaknya kita membiarkan waktu sia-sia tak ubahnya seperti seekor binatang yang berbuat apa saja yang ia mau dengan cara sesukanya setiap waktu .Setiap tarikan nafas kita adalah permata yang tak ternilai harganya dan tidak dapat ditukar, tidak akan pernah kembali lagi waktu yang telah berlalu, tak pernah dapat ditunda datang dan perginya tak mungkin kita dapat mengulang lagi yang telah lalu..
Banyak keajaiban dari waktu , ada pengalaman kenangan tentang kesenangan , kesusahan, sehat, sakit, kekayaan , kemiskinan dan lainnya. Allâh bersumpah dengan menyebut masa dalam firman-Nya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS al-‘Ashr:1-3).
Waktu luang adalah nikmat yang besar dari Allâh. Tapi banyak di antara kita tertipu dan merugi terhadap nikmat ini. Ada waktu luang namun tak dimanfaatkan dengan baik dan terpuji, sibuk dengan perkara mubah yang tak berpahala, untuk perkara-perkara yang haram, perkara yang dapat menjerumuskan pada tindak pidana yang bisa menyeret ke ranah hukum.
Baca Juga: Rencana Impor Kereta Bekasi dari Jepang, Ini Tanggapan DPR
Banyak ilmuwan menghabiskan waktunya untuk karya-karya jeniusnya. Imam Nawawi, dalam usianya sekitar 40 tahun telah banyak karya-karya tulisnya dibidang agama yang hingga kini dapat dirasakan manfaatnya oleh orang banyak.
Rasulullah bersabda :” Jika kamu di sore hari jangan menunggu pagi hari, dan jika kamu di pagi hari jangan menunggu sore hari. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum kamu sakit, dan waktu hidupmu sebelum kamu mati” (HR Bukhari).
Banyak diantara kita suka menunda pekerjaan sebagai kebiasaan rutin sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal.Menunda pekerjaan merupakan awal dari timbulnya permasalahan, apalagi jika pekerjaan itu merupakan suatu kebaikan.
Baca Juga: Ramadhan Melatih Disiplin
Mumpung masih ada waktu untuk berbuat baik dan beribadah sebelum ajal tiba , sementara itu masih banyak amal kebaikan yang belum atau tidak kita lakukan, banyak keburukan yang melekat pada diri kita yang belum dan tidak kita tinggalkan.
Wallohu a’lambishshawab
Artikel Terkait
Mengapa Muslim Harus Puasa? Imam Al Ghazali Ungkap Keistimewaannya
Puasa dan Pengendalian Diri
Begini Rasullulah Saat Berbuka Puasa