Boleh jadi suatu ketika kita melakukan kekhilafan, alpa, kesalahan, kekeliruan atau melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri atau orang lain bahkan melakukan perbuatan dosa yang disengaja maupun tidak.
Penyesalan itu biasanya datangnya kemudian. Ada yang bisa mengatasi penyesalan itu dengan segera namun ada pula yang larut berkepanjangan hingga membuat dirinya sakit, stres atau gangguan kejiwaan.
Penyesalan itu memang harus dituntaskan selama masih didunia karena menyesali di akhirat tak ada gunanya. Tak ada kata terlambat untuk memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah.
Baca Juga: Sindikat Narkoba Oknum Polisi: Doddy Prawiranegara Dituntut 20 Tahun, Linda Cepu 18 Tahun Penjara
Biasanya orang yang menyesali atas perbuatan yang telah dilakukan itu dengan mengucapkan andaikata, seandainya, kalau saja. “ Andaika tidak melakukan hal itu mungkin tidak akan berakibat seperti ini” atau perkataan lain yang bernada penyesalanm .
Padahal Rasulullah melarang ummatnya mengatakan andaikata, seandainya. “Dari Abu Hurairah bahawa Rasuluyllah bersabda : “Bersemangatlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah, jika engkau tertimpa sesuatu, maka janganlah engkau berkata: “Seandanya aku melakukan itu, maka tentu akan seperti ini”, akan tetapi katakanlah: “Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Ia kehendaki, ia akan lakukan, dan sesungguhnya kalimat (لو: seandainya) merupakan perbuatan setan”
Dengan mengatakan seandainya seolah telah mengingkari adanya takdir dari Allah yang tak bisa dihindarkan. Satu ungkapan dari Ibnu Umar yang pantas untuk kita renungi dan laksanakan agar dikemudian hari tidak menyesal :”Jika engkau berada pada waktu sore maka jangan menunggu hingga pagi, dan jika engkau berada pada waktu pagi maka jangan menunggu hingga sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Bukhari).
Baca Juga: Rencana Impor Kereta Bekasi dari Jepang, Ini Tanggapan DPR
Ada makna tersirat didalamnya bahwa setiap langkah kita dalam hidup ini hendaklah berhati-hati, segalanya diperhitungkan sebelumnya dengan matang baik buruknya, untung ruginya , resiko yang akan dihadapi agar dikemudian hari tak ada penyesalan.
Ketika kita telah melakukan kesalahan terhadap orang lain adalah kewajiban kita untuk meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
Namun ketika melakukan salah dan dosa karena telah melanggar ketentuan dari Allah dan Rasulullah maka kewajiban kita untuk bertaubat, agar kesalahan itu tidak terbawa sampai di akhirat. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hambaNya : “ Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksdud dswupaya kamu berpaling dengan sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS. An Nisaa’: 27). Wallohu a’lambishshawab
Artikel Terkait
Puasa Sebab Kita Masuk ke Dalam Surga
Sholat Bukan Pilihan
Ramadhan Melatih Disiplin
Rizki dari Allah