USTADZ Abdul Somad mengatakan, ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja tidak harus menjelang datangnya bulan Ramadhan atau pasca Ramadhan.
“Kapan saja boleh. Mau menjelang puasa, sedang bulan puasa atau setelah bualan puasa, bebas saja," ujar Ustaddz Abdul Somad.
Namun seperti telah menjadi tradisi setiap menjelang Ramadhan banyak orang berziarah (nyekar) ke makam leluhur atau kerabat dengan menabur bunga.
Baca Juga: Soal Transaksi Rp349 Triliun, Mahfud MD Tantang Benny Harman dan Arteria Dahlan
Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menziarahi makam agar ingat tentang akhirat dan ingat tentang kematian bahwa suatu saat, kapan, dimana saja kita juga akan meninggal dunia.
Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah mengingat kematian, sebab yang demikian itu akan meghapuskan dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia. ” (HR Abidunya).
Pada awalnya, ziarah kubur dilarang, karena masih terdapat unsur-unsur yang merupakan tradisi Jahiliyah, ada yang meratap dikuburan padahal meratap itu dilarang syari’at agama.
Baca Juga: Kesadaran David Ozora Belum Pulih Sepenuhnya, Belum Kebali Orangtua
Rasulullah bersabda: “Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Hakim).
Rasulullah membolehkan ziarah kubur. "Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat dan menambah kebaikan pada diri kalian." (HR. Ahmad)
Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Kuda, Ketahui Sifat Terbaikmu dalam Bersahabat
Yang tidak boleh dilakukan ketika menziarahi makam yakni meminta doa kepada mereka yang telah dimakamkan agar doanya dikabulkan karena perbuatan itu musyrik menyekutukan Allah.
Orang beriman hanya memohon dan berdoa kepada Allah bukan kepada makhluk karena makhluk itu adalah ciptaan Allah.
Suatu ketika ‘Aisyah isteri Rasulullah bertanya kepada Rasulullah: Apa yang harus aku ucapkan bagi mereka (shahibul qubur) wahai Rasulullah?
Artikel Terkait
Kisah Nabi Muhammad Menadah Darah agar Tak ke Tanah Demi Lindungi Penyerang: Aku Tak Diutus untuk Melaknat
Penting! Sunah Nabi Muhammad SAW saat Puasa Ramadhan, dari Berbuka sampai Menyiram Air ke Kepala
Puasa dan Pengendalian Diri
Begini Rasullulah Saat Berbuka Puasa