Nafsu yang ada pada diri manusia itu sangat dominan tidak pernah merasa puas, tapi juga bisa kecewa, gelisah, iri, dengki, rakus, waswas dan keburukan lainnya yang berakibat gangguan mental sehingga diperlukan adanya kemampuan untuk pengendalian diri.
Secara psikologis, berpuasa menjadikan diri orang yang berpuasa mampu mengendalikan dirinya tidak mudah diperbudak oleh hawa nafsu. Kemampuan mengendalikan diri mengindikasikan sehat atau tidaknya kehidupan ruhaniah seseorang. Berpuasa mampu menyehatkan mental karena ada latihan kejiwaan yang dilakukan dengan jujur menahan lapar dan dahaga.
Baca Juga: Israel Larang Warga Palestina Masuki Masjid Al Aqsa untuk Menjalankan Sholat Jumat Pertama Ramadhan
Melaksanakan ibadah puasa karena Allah SWT memperoleh manfaat ganda yakni terhindar dari dosa, mendapat pahala dan keuntungan lainnya. Dengan berpuasa memperoleh ketenangan jiwa, mampu mengendalikan nafsu, pikiran dan hati, mampu meningkatkatkan keimanan dan ketaqwaan sehingga terhindar dari perbuatan sia-sia, tidak melanggar norma kehidupan sosial yang baik. Rasulullah bersabda: “Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum. Akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji.” (H R Buhari).
Baca Juga: Soal Penolakan Timnas Israel, Fahira Idris: Solusinya Kembali Ke Konstitusi
Ramadhan bulan peningkatan kualitas dan kuantitas amal baik yang ritual maupun sosial melebihi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan nafas orang berpuasa dihitung sebagai tasbih, tidurnya yang bukan karena bermalas-malas bernilai ibadah, doa orang berpuasa diijabah, menunaikan satu ibadah wajib di bulan ini pahalanya sama dengan menunaikan tujuh puluh ibadah yang sama di bulan lainnya, ibadah sunnah di bulan ini sama nilainya dengan ibadah wajib di bulan lain.
Buya Hamka pernah mengatakan maksud dari puasa agar terpelihara hubungan manusia dengan Allah Ta’ala. Dalam setahun, ada momen khusus untuk mengokohkan hubungan dengan Allah yaitu mengerjakan perintah puasa di bulan Ramadhan. Berpuasa itu yang memerintahkan adalah Allah. Kita menahan tidak makan dan minum dalam sehari karena perintah Allah “Dengan sadar dan insaf kita tidak merasa kesepian karena merasa mendekatkan diri pada Allah dengan berpuasa.” kata Buya.
Berpuasa dengan penuh keimanan dan ketaqwaan mengharapkan ridho Allah merupakan latihan untuk mengasah dan mengokohkan jiwa dalam setahun kedepan. Dengan berpuasa melatih kejujuran menahan lapar dan dahaga meskipun tidak ada orang yang mengawasi namun yakin Allah SWT mengetahuinya.
Wallohu a’lambishshawab
H Nuchasin M Soleh/Harian Terbit
Artikel Terkait
Mengapa Muslim Harus Puasa? Imam Al Ghazali Ungkap Keistimewaannya
Menjalani bulan Ramadhan dengan Ihtisab, Begini Maksudnya
Ketahui Amalan yang Dapat Dikerjakan di Bulan Ramadhan dan Ganjaran yang Langsung Diberikan Allah SWT
Penting! Sunah Nabi Muhammad SAW saat Puasa Ramadhan, dari Berbuka sampai Menyiram Air ke Kepala