Oleh: Imam Shamsi Ali
Hari-hari ini jamaah haji non resident (selain yang memang tinggal di Saudi) bersiap-siap untuk kembali ke negara asal masing-masing. Seluruh rangkaian ibadah haji telah selesai.
Sebagian kembali langsung dari Mekah via Jeddah. Sebagian lainnya memenuhi sunnah Rasul mengunjungi masjid Nabawi dan maqam beliau di Madinah.
Pada momen-momen seperti inilah ada perasaan haru bahkan sedih karena akan meninggalkan tanah haram. Tapi juga ada rasa senang dan bahagia karena telah menunaikan sebuah ibadah besar, kewajiban bahkan rukun Islam yang kelima.
Baca Juga: Promosikan Gerakan Hantam Hoaks, Puan Ajak Mahasiswa Lawan Fenomena Post-Truth
Namun pada saat yang sama jamaah yang sadar tentunya tidak hanyut dalam kesenangan yang berlebihan.
Tapi juga merasakan dua kemungkinan; harapan hajinya telah diterima?Atau sebaliknya jangan-jangan justeru hajinya tertolak.
Dalam bahasa agama haji yang tertolak dikenal dengan istilah “haj marduud”. Sementara haji yang baik dan diterima oleh Allah SWT dikenal dengan istilah “haj mabrur”. Sebuah ibadah yang pahalanya dijanjikan syurga oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Al-hajju Al-mabrur laesa lahu jazaa illa Al-Jannah” (haji mabrur itu tiada balasan baginya kecuali syurga).
Artikel Terkait
Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022, DPR: Pelayanan Belum Sesuai dengan yang Dijanjikan
HNW Sambut Kepulangan Jamaah Haji Indonesia dengan Penuh Syukur
Pemerintah Siapkan Langkah Skrining Untuk Menyambut Kepulangan Jemaah Haji
Informasi Menteri Haji Saudi, 2023 Kuota Haji Indonesia Lebih Banyak