Menimbang Penghapusan Sistem President Elect IDI

- Minggu, 20 Maret 2022 | 23:37 WIB

Oleh: Zaenal Abidin

Sistem President Elect (Ketua Terpilih) lebih dikenal di kalangan organisasi profesi dokter. Walau belakangan ini beberapa organisasi profesi juga ikut mengadopsinya. Sebutlah misalnya, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah menggunakan sistem President Elect.

Sebetulnya di organisasi profesi dokter, baik di World Medical Association (WMA) maupun Confederation of Medical Associations in Asia and Oceania (CMAOO). Bahkan di IDI sendiri, tidak hanya dikenal President (Ketua Umum) dan President elect. Namun, ada pula Immediate Past President (Ketua Purna) yang baru saja lengser dari jabatan President, menjadikannya “tiga serangkai“ pimpinan tertinggi organisasi.

Munculnya usulan penghapusan President Elect tentu bukan kali ini saja terjadi. Pada Mukernas IDI Tahun 2005 di Hotel Cempaka Jakarta, sudah pernah disuarakan oleh beberapa  peserta. Saat itu President PB IDI dijabat oleh Prof. Dr. dr. Farid A. Moeloek, Sp.OG (K).

Alasan pengusul, antara lain: Karena sistem President Elect tidak efektif dalam pelaksanaannya. Visi-misi dan janji-janji program yang disampaikan oleh calon President Elect saat muktamar menjadi tidak aktual ketika dikukuhkan menjadi President. Suara lantang pengusul berakhir setelah mendapatkan penjelasan yang amat bijak dari beberapa senior saat itu.

Pada Mukernas tersebut masih hadir Prof. Dr. Azrul Azwar (Alm), yang pernah menjadi President PB IDI dua periode (1988-1991) dan (1994-1997), pernah menjadi Vice President di Medical Association of South East Asian Nations (MASEAN) tahun 1989-1990, President CMAAO, dan juga President WMA (1990-1991).

Hadir pula Dr. Merdias Almatsier, Sp.S (K), President PB IDI (1997-2000) yang juga banyak mengikuti pertemuan di WMA, CMAOO dan MASEAN. Senior lain yang hadir memberi penjelasan adalah Dr. Broto Wasisto, MPH (Alm) dari MKEK dan Dr. Ihsan Oetama, Sp.OG (Alm) yang beberapa kali menjadi Ketua Bidang Hubungan Internasional PB IDI.

Pada dokter senior tersebut menjelaskan bahwa: 1) President elect, President, dan Immediate Past President telah menjadi ciri khas kepempinan organisasi profesi dokter di seluruh dunia. 2) Sistem President Elect dimasudkan untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan program organsasi tiga tahun berikutnya, sedang Immediate Past President untuk menjaga kesinambungan program tiga tahun sebelumnya. 3) Diharapkan Presiden Elect dapat “belajar” dan lebih mematangkan diri sebelum menjadi President (Ketua Umum). Karena itu President Elect ditempatkan pula sebagai Wakil Ketua Umum PB IDI.

Pertimbangan lain ketika itu, sistem President Elect dianggap mampu mengurangi “ketegangan” usai pemilihan pimpinan di muktamar. Dengan menjadi President Elect terlebih dahulu maka gesekan karena rivalitas dengan kandidat lain dapat dikatakan sudah reda ketika menjabat President PB IDI. Rival dan pendukungnya pun sangat memungkinkan direkrut menjadi pengurus sesuai dengan kompetensinya.

Penjelasan senior tersebut cukup masuk akal sehingga peserta yang mengusulkan penghapusan President Elect dapat menerimanya. Kebetulan ketika itu beberapa contoh organisasi kemasyarakatan dan partai politik yang terbelah dua. Bahkan tiga akibat rivalitas yang terselesaikan saat kongres atau musyawarah nasionalnya.

 President Elect IDI

Keberadaan President Elect di PB IDI tidak lepas dari kedudukan IDI sebagai anggota WMA. President Elect bukan sendirian mendampingi President PB IDI, tapi ada juga Immediate Past President. Bagi sejawat yang pernah mengikuti pertemuan WMA, CMAOO atau MASEAN tentu akan menyaksikan betul bagaimana delegasi negara anggota WMA menyebutkan tiga serangkai kepemimpinan organisasi ini.

Para delegasi saling menanyakan siapa President Elect-nya, apakah President Elect-nya hadir?, dan seterusnya. Selanjutnya, President (ketua delegasi) mengenalkan President Elect (bila hadir) dan anggota delegasi lainnya. Biasanya Immediate Past President tidak perlu repot mengenalkannya sebab relatif sudah dikenal oleh delegasi lain.

Tanggal 15 November 2020 lalu, saya diundang Ketua IDI Wilayah Riau menjadi salah satu narasumber webinar, guna menyajikan tentang Sistem President Elect dalam Kepemimpinan PB IDI. Karena referensi di rumah kurang mendukung maka saya menelepon Dr. Merdias untuk menanyakan beberapa hal terkait President Elect ini. Menurut Dr. Merdias, President Elect PB IDI, diperkirakan dimulai pada periode 1976 atau sebelumnya, sebab saat beliau ikut muktamar 1978, sudah ada President Elect.

Sedangkan Immediate Past President pertama kali diterapkan di PB IDI saat Dr. Merdias Almatsier menjabat sebagai President PB IDI. Pertimbangnya, karena saat itu Dr. Azrul Azwar (Prof, Alm) yang baru saja purna tugas President PB IDI, usianya relatif masih muda, energik, serta kaya pengalaman. Sayang bila kemampuan dan pengalamannya tidak dimanfaatkan.

Halaman:

Editor: Arbi Terbit

Tags

Terkini

Catatan Rizal Ramli Soal Bonus Demografi

Kamis, 8 Juni 2023 | 16:47 WIB

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

Kamis, 1 Juni 2023 | 11:00 WIB

Apa Buktinya Tuan Rumah SEA Games, 'Bermain'?

Senin, 15 Mei 2023 | 23:04 WIB

Buku di Tengah Disrupsi Digital

Senin, 3 April 2023 | 09:35 WIB

Hokky Caraka dan Tiga Presiden

Sabtu, 1 April 2023 | 03:30 WIB

Hokky Caraka dan Tiga Presiden

Sabtu, 1 April 2023 | 03:22 WIB

Ketika Kita Sulit Memisahkan Politik dan Olahraga

Minggu, 26 Maret 2023 | 21:00 WIB

Indonesia Bukan Negara Sejahtera

Jumat, 24 Maret 2023 | 13:05 WIB
X