Apa Buktinya Tuan Rumah SEA Games, 'Bermain'?

- Senin, 15 Mei 2023 | 23:04 WIB
M Nigara
M Nigara

Oleh
M Nigara
Wartawan Olahraga Senior

BANYAK pengamat dan wartawan olahraga yang berkeyakinan bahwa Kamboja telah bermain kotor. Meski Indonesia yang paling banyak dirugikan, atlet-atlet negara lain juga nyaris mengalami hal serupa, khususnya jika mereka berlaga melawan atlet Kamboja.

Sekali lagi, Kamboja bukanlah tuan rumah pertama yang memaksakan kehendak ingin menjadi juara umum. Sekali lagi juga, Indonesia-lah yang disebut melakukan hal itu untuk pertama kali.

Bedanya, meski kita tidak jadi tuan rumah, sejak 1977 hingga 1983, posisi kita sebagai juara umum tidak tergoyahkan. Kita dituding tidak komit untuk saling membantu. Kita dianggap telah melanggar 'perjanjian' para penggagas bahwa SEA Games bukanlah tujuan.

Ya, para penggagas SEA Games, para Menlu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand menginginkan SEA Games adalah kawah candradimuka untuk berprestasi di Asian Games serta Olimpiade.

Indonesia menjadi juara umum empat kali berturut-turut dengan menggunakan atlet yang nyarus sama. Penggunaan atlet yang sudah matang itu disebut sebagai hasrat dan ambisi Indonesia menjadikan SEA Games sebagai tujuan.

Mustahil
Nah, apa buktinya bahwa tuan rumah SEA Games menggunakan segala cara untuk meraih sukses?.

Ya, rata-rata tuan rumah, kecuali Kamboja yang gagal, seluruhnya menjadi juara umum.

Tapi, jika kita melihat pergerakan prestasi, tentu tidak akan sedramatis seperti di SEA Games. Tengoklah Thailand, saat menjadi tuan rumah 2015, mereka meraih 95 medali emas. Lalu di 2017, perolehan medali melorot sangat banyak menjadi 72. Malaysia sendiri, di Thailand hanya meraih 62 emas, dua tahun kemudian perolehan medalinya naik hampir 200 persen menjadi 145, lalu 2019 di Filiphina terjun bebas ke 55 emas.

Demikian pula Filipina, 2015 hanya meraih 29 emas, di Malaysia 2017, turun menjadi 24. Tapi ketika menjadi tuan rumah, mereka bisa menggasak 149 emas.

Apalagi jika kita melihat Kamboja. Sepanjang sejarah SEA Games 1977 hingga saat ini, negeri itu belum sekalipun bisa meraih medali emas lebih dari 9 medali.

Perolehan terakhir di Vietnam 9 emas, tapi sekarang? Hingga (15/5/2023) jam 22.37, Kamboja bisa meraih 66 medali emas atau sekitar 600 persen lebih peningkatannya.

Anehnya baik di Thailand, Malaysia, maupun Filiphina, apalagi di Kamboja, tidak ada pergerakan dan peningkatan yang luar biasa. Dan seperti kita ketahui dalam dunia olahraga, proses itu mutlak.

Proses itu sendiri tidak bisa datang sekonyong-konyong. Artinya, untuk melompat demikian pesatnya, sangat mustahil.

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

Kamis, 1 Juni 2023 | 11:00 WIB

Apa Buktinya Tuan Rumah SEA Games, 'Bermain'?

Senin, 15 Mei 2023 | 23:04 WIB

Buku di Tengah Disrupsi Digital

Senin, 3 April 2023 | 09:35 WIB

Hokky Caraka dan Tiga Presiden

Sabtu, 1 April 2023 | 03:30 WIB

Hokky Caraka dan Tiga Presiden

Sabtu, 1 April 2023 | 03:22 WIB

Ketika Kita Sulit Memisahkan Politik dan Olahraga

Minggu, 26 Maret 2023 | 21:00 WIB

Indonesia Bukan Negara Sejahtera

Jumat, 24 Maret 2023 | 13:05 WIB

Sikap Budaya dan Korupsi

Rabu, 22 Maret 2023 | 16:03 WIB
X