Jakarta, HanTer - Publik Istora Gelora Bung Karno (GBK) tak bisa menyembunyikan tangis ketika Greysia Polii memutuskan untuk pensiun sebagai pebulutangkis profesional.
Ya, sebelumnya Greysia memang telah mengagendakan untuk gantung raket sebagai atlet profesional. Dan hal itu diputuskan bertepatan dengan gelaran Indonesia Masters 2022.
Kepastian dirinya untuk gantung raket diumumkan langsung oleh Greysia tepat di Minggu (12/6/2022) sebelum dimulainya lanjutan Indonesia Masters hari ini.
Ungkapan perpisahan yang penuh haru, pun membuat publik Istora tak bisa menahan diri. Rintikan air mata bercucuran lantaran mereka merasa kehilangan sosok pebulutangkis yang mengharumkan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Bahkan Greysia pun tak bisa membendung air mata yang telah menggumpal dikelopaknya. Tangisnya pecah ketika ia melakukan victory lap dengan membawa bendera Merah Putih di punggungnya.
Dalam victory lap, ia juga turut mengunjungi rekan di pelatnas serta rival-rivalnya dilapangan untuk melakukan salam perpisahan setelah sukses meraih prestasi tertinggi di Tokyo 2020.
Greysia sendiri berhasil mengharumkan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 dengan mempersembahkan medali emas bersama pasangannya, Apriyani Rahayu usai mengalahkan ganda putri China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di partai final.
Sebagaimana diketahui, petualangan di bulutangkis telah dirasakan dengan membuahkan hasil pahit dan manis. Pada 2012, dirinya sempat merasa depresi dan berkeinginan untuk gantung raket. Sebab kala itu Greys, sapaannya, terkena diskualifikasi di Olimpiade London.
Saat itu Greysia bersama Meiliana Jauhari terkena diskualifikasi karena dianggap tidak menampilkan permainan terbaik ketika melawan Ha Jung Eun/Kim Min Jung. Total ada empat pasangan yang terkena diskualifikasi di Olimpiade London.
Setelah mendapatkan pukulan telak tersebut, Greysia berpikir untuk pensiun. Namun setelah merenung dalam masa hukuman skorsing, Greys akhirnya memutuskan melanjutkan karier. Dan tekad tersebut akhirnya berbuah manis dengan mempersembahkan emas bagi Indonesia di Tokyo 2020.
Memang, manis pahit perjalanan telah dirasakan seorang Greys. Apalagi sejak berkiprah sebagai atlet profesional pada 2003, wanita berdarah Manado itu acap 'terjatuh'. Ia baru merasakan puncak kesuksesan dengan menggondol emas di SEA Games 2007.
Setelah itu, emas tak kunjung didapat saat mengarungi beberapa turnamen bergengsi. Akan tetapi, ambisi besar yang tak kenal lelah membuahkan hasil ketika dirinya berhasi mengukuhkan diri sebagai ganda putri terbaik di Asia usai mengalungkan emas di Asian Games 2014 Incheon.
Empat tahun berselang, emas pun berhasil dalam genggaman saat mengarungi SEA Games 2019 Filipina. Dan puncaknya, Greys berhasil menjaga harkat martabat Indonesia di pentas dunia dengan meraih emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020, yang digelar tahun lalu.
Kendati raihan emas di berbagai event bergengsi, baik single maupun multi, masih bisa dihitung, namun 30 medali berupa perak dan perunggu acap dikoleksinya sejak menemukan performa impresifnya pada 2005.