Lebaran Idul Fitri Tahun 2023 Muhammadiyah dan Pemerintah Kemungkinan Berbeda, Ini Dasarnya

- Senin, 6 Februari 2023 | 19:58 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar memberikan penjelasan perihal penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 1 Zulhijah 1444 Hijriah (muhammadiya.or.id)
Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar memberikan penjelasan perihal penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 1 Zulhijah 1444 Hijriah (muhammadiya.or.id)

HARIANTERBIT.com - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan awal Syawal 1444 Hijriah yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemungkinan berbeda dengan awal Syawal 1444 Hijriah yang ditetapkan oleh pemerintah.

Syamsul menjelaskan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah bertepatan dengan 23 Maret 2023, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023, dan 10 Zulhijah 1444 Hijriah jatuh pada 28 Juni 2023.

Baca Juga: Fadli Zon Bongkar Ada 7 Poin Perjanjian Anies dan Prabowo, Termasuk Utang Biaya Pilkada DKI Rp50 Miliar

"Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah," kata Syamsul Anwar dalam konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Senin, 6 Februari 2023.

Menurutnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal berdasarkan pada posisi geometris matahari-bumi-bulan.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat secara kumulatif.

Baca Juga: Pemilu 2024 Jumlah Kursi di DPR RI Bertambah Menjadi 580 Anggota

Ketiga syaratnya yakni telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.

Menurut Syamsul dikutip Antara, ketiga syarat tersebut telah terpenuhi dalam penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriah.

Ia mengatakan bahwa ketetapan awal Ramadhan 1444 Hijriah Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemungkinan besar sama dengan ketetapan Kementerian Agama, yang berpedoman pada kriteria serupa dalam menetapkan awal Ramadhan.

Baca Juga: Stafus Wapres Ajak Umat Kristiani Tebarkan Nilai Kebaikan dan Toleransi

Menurut dia, perbedaan kemungkinan terjadi pada penetapan awal Syawal dan Zulhijah, karena Kementerian Agama berpedoman pada kriteria yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

"Hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat. Kalau kriteria ini tidak dipenuhi berarti tidak dapat dilihat, sehingga bulan baru terjadi pada lusa," kata Syamsul.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan warga Muslim untuk saling menghargai, menghormati, dan tasamuh atau toleransi apabila terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal, maupun Zulhijah.

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KERIS Dukung Mahfud MD Usut Skandal TPPU Rp349 T

Senin, 27 Maret 2023 | 23:57 WIB
X