Ramai-ramai Kritik Dinasti Feodalistik Ala Jokowi

- Selasa, 31 Januari 2023 | 16:28 WIB
Acara Jokowi bertemu kepala desa seluruh Indonesia. Dok: Setpres
Acara Jokowi bertemu kepala desa seluruh Indonesia. Dok: Setpres

HARIANTERBIT.com - Isu Dinasti Politik kerap berhembus di masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut ditandai dengan eksistensi anak, saudara yang merupakan bagian dari keluarga Jokowi yang terjun ke ranah politik. Berbagai kalangan mengkritik hal tersebut.

Seperti diketahui, anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep mengatakan dirinya akan terjun ke politik. Langkah tersebut, selain mengikuti jejak sang ayah juga mengikuti jejak kakak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang telah menjadi Walikota Solo. Dan kakak iparnya, Bobby Nasution yang telah menjadi Walikota Medan.

Pengamat Politik, Ubedillah Badrun menilai, dalam demokrasi siapapun boleh mengikuti kontestasi politik elektoral melalui pemilihan umum tak terkecuali anak pihak-pihak yang memegang tampuk kekuasaan. Namun, ia menganggap majunya anak pejabat ke politik sebagai langkah membentuk dinasti berbalut demokrasi.

Baca Juga: Nasdem, Demorat dan PKS Resmi Mendukung, Anies Simbol Perubahan, Nasionalis Religius

"Bahkan termasuk mereka yang haus dan rakus kekuasaan sehingga anak dan keturunannya pun ingin terus mendapatkan kekuasaan. Dalam situasi seperti itu wajah Dinasti Politik atau Kerajaan bisa bersembunyi dibalik politik elektoral," katanya di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Ia menilai, ada semacam model baru Dinasti Politik di era demokrasi liberal dan digital. Dirinya menyebut, memang kesannya dipilih oleh rakyat melalui pemilu, namun motif sesungguhnya adalah membangun dinasti agar keturunanya terus berkuasa.

"Jadi jika Gibran, Kaesang, dan lain-lainya keluarga Jokowi untuk maju mengikuti kontestasi secara politik liberal secara aturan boleh tetapi mereka bisa masuk kategori model baru politik dinasti," ujarnya menambahkan.

“Kerajaan Keluarga”

Tokoh nasional Rizal Ramli (RR) melihat tanpa malu-malu, Jokowi sedang mempersiapkan ‘’kerajaan keluarga’’. Padahal, jauh lebih baik kalau Jokowi dan keluarga menahan diri, punya urat malu dan tidak kemaruk kekuasaan duniawi karena Jokowi gagal mewujudkan Nawacita, gagal mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat.

Baca Juga: Aneh Mahasiswa UI Korban Kecelakaan jadi Tersangka : Polisi Bukan Robot, Punya Hati Nurani

‘’Bukan hanya itu, Jokowi tidak pernah berjuang untuk demokrasi, bisa jadi Presiden karena demokrasi. Setelah berkuasa mempreteli demokrasi dan mempersiapkan “Kerajaan Keluarga”,’’ kata RR, Menko Ekuin Presiden Gus Dur.

Era Soeharto

Disisi lain, Presiden Jokowi dianggap lebih parah dari pada Presiden Soeharto jika mengenai masalah Dinasti Politik. Hal ini diungkap Analis politik Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

Pangi menerangkan, jika anak-anak Soeharto pada saat berjaya fokus membesarkan bisnisnya masing-masing. Tidak ada satupun dari putra dan putri Soeharto yang masuk ke gelanggang politik praktis.

Sementara dua putra Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep awalnya mengaku tidak akan masuk ke dunia politik karena fokus menjadi pengusaha.

Halaman:

Editor: Zahroni Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bakamla RI Selamatkan Nelayan di Selat Makassar

Kamis, 30 Maret 2023 | 18:15 WIB

Buruh Serukan Bongkar TPPU Rp349 T di Kemenkeu

Kamis, 30 Maret 2023 | 14:08 WIB
X