HARIANTERBIT.com - Capres Partai nasdem,Anies-Baswedan">Anies Baswedan sedang melakukan kegiatan kunjungan ke kampung Baduy, lebak ,banten. Anies bercengkrama dengan warga masyarakat Baduy tersebut.
Hal ini menjadi tren di media sosial Twitter pada hari rabu 25 januari 2023. Anies tampak mengenakan kain khas Baduy dan juga ikat kepalanya. Anies pun menggunakan rompi serta baju warna putih.
Menurut dinas pariwisata provinsi banten suku Baduy terdiri dari 2 macam adat suku Baduy dalam dan suku Baduy dalam. Perbedaan yang kental yaitu pada penampilan bagian ikat kepala dan baju.
Secara penampilan suku Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih. Sedangkan suku Baduy luar memakai pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru. Hal ini yang menarik wisatawan untuk pergi berwisata ke kampung Baduy.
Suku Baduy hidup di pedalaman banten. Kehidupan Baduy sangat terisolir dari dunia luar. Mereka hidup sederhana dan suka menyatu dengan alam. Alam yang masih alami pada kampung tersebut yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
Baca Juga: Mencari Cawapres Anies, Demokrat: Khofifah Tidak Punya Jaminan Menang
Mengenal pakaian suku Baduy juga memiliki arti yang dimana suku Baduy luar yang memakai baju hitam serta ikat kepala hitam menandakan bahwa mereka tak lagi suci.Baduy luar yang memakai baju putih serta ikat kepala putih walaupun terkadang mereka memakai ikat kepala hitam mereka mengenal teknologi tetapi menjadi pantangan adat sehingga tak dipakai.
Hingga saat ini masyarakat Baduy tidak menggunakan transportasi apapun dan hanya menggunakan alas kaki untuk bepergian. Dan mereka pun hanya boleh pergi dari kampung selama tujuh hari. Suku ini mengajarkan kita untuk makna kehidupan soal keselarasan hidup melalui budaya yang diterapkan oleh masyarakat.***
Artikel Terkait
Forum Kabah Membangun Sosialisasi Capres Anies Baswedan
Mencari Cawapres Anies, Demokrat: Khofifah Tidak Punya Jaminan Menang
Nama Ganjar Pranowo Semakin Kuat, Geser Anies dan Erick
Jelang Kedatangan Anies, Rumah Eks Gubernur Banten Dilempar Sekarug Ular, Wahidin: Teror Politik Tak Beradab