Duta Baca Indonesia, Kepala Perpusnas: Terkonfirmasi Dunia Baru

- Rabu, 25 Januari 2023 | 19:29 WIB
Muhammad Syarif Bando (ist)
Muhammad Syarif Bando (ist)


HARIANTERBIT.com – Sejauh ini kehadiran Duta Baca Indonesia (DBI) harus dapat memberikan impact atau dampak bagi masyarakat Indonesia.

Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyatakan DBI dibutuhkan untuk mengubah pola pikir dalam membaca dan menulis. Kehadiran DBI harus berdampak terutama saat bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah.

Kerja DBI dinilai berat karena harus memastikan masyarakat menerima informasi baru melalui aktivitas dan gerakannya.

“Kita berada pada suatu era yang namanya ledakan informasi. Kalau hari ini ditaksir satu juta informasi lahir dalam satu hari, itu ditaksir minimal, dan kita hanya dapat satu, berarti kita ketinggalan 999.999 informasi. Karena itu, gerakan Duta Baca Indonesia untuk memastikan orang berada dalam ruang yang terkonfirmasi dengan dunia yang baru,” katanya, di Jakarta, Rabu (25/1/2023).Baca Juga: Kasus Perkosaan Karyawan Kemenkop UKM, Kuasa Hukum Pelaku Angkat Bicara

Kepala Perpusnas menambahkan, melalui gerakannya, DBI dapat mendobrak pola pikir masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui penyiapan bahan bacaan.

Ditegaskan, DBI mewakili negara dalam setiap kunjungan. Pada tahun ini, DBI diharapkan meningkatkan kualitas kegiatannya. Pendeklarasian duta baca merupakan dukungan yang berharga bagi Perpusnas.

“Karena itu saya harap pejabat lainnya juga aktif untuk mendorong komunitas, institusi, ada duta bacanya di TNI, di Polri, di lembaga-lembaga vertikal dan organisasi-organisasi yang memang pengaruhnya sangat vital,” tukasnya.

Gol A Gong didaulat menjadi DBI sejak 2021 dan mengusung tagline “Berdaya dengan Buku”. Berdasarkan catatan, pada 2022, pria dengan nama lengkap Heri Hendryana Harris ini melakukan Gerakan Safari Literasi di 436 titik di seluruh Indonesia, yang mana 12 titik bersentuhan langsung dengan Perpusnas.Baca Juga: Pesan Putri Candrawathi ke Anak: Sabar dan Maafkan Bila Ada yang Mencela

Gol A Gong melakukan sinergi dan kolaborasi dengan Perpusnas, pemerintah daerah, pegiat literasi, forum komunitas, dan seluruh masyarakat. Selama setahun, melalui aktivitasnya, Gol A Gong menghasilkan 54 buku antologi cerpen.

Dia menambahkan, selama tiga bulan, berkeliling ke 40 kota menggunakan mobil menuju daerah timur Indonesia. Selama perjalanan, Gol A Gong menemukan tiga masalah utama terkait literasi di Indonesia. Pertama, peran kepala dinas perpustakaan kurang maksimal dalam memotivasi kinerja para pustakawan.

“Rata-rata kepala dinas perpustakaan merasa dibuang sehingga tidak memotivasi para pustakawan untuk melakukan kegiatan kreatif, inovatif, dan tentu out of the box. Itu banyak sekali saya temukan ketika diwawancara. Sehingga pustakawan-pustakawannya tidak kreatif, tidak mampu mengeksplorasi gagasan-gagasannya karena pimpinannya selalu mengatakan saya dibuang,” ungkapnya.Baca Juga: Isu Selingkuh dengan Brigadir J dan Kuat Maruf, Putri Candrawathi: Betul-betul Fitnah Keji

Kedua, akses ke perpustakaan atau toko buku masih sulit, terutama di daerah timur Indonesia. Ketiga, distribusi yang tidak merata karena ekosistem perbukuan belum terbangun dengan sehat.

“Dan saya melihat Perpustakaan Nasional melakukan penetrasi dengan pojok baca digital dan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS), jadi saya sebagai Duta Baca merasa mendapatkan mitra yang kompeten. Saya senang sekali ketika Perpustakaan Nasional ada di mana-mana,” ungkapnya.

Tahun ini, dia mengusung kegiatan dengan tajuk Gerakan Indonesia Menulis. Salah satu kegiatan gerakan ini adalah menggandeng pustakawan untuk menulis.

 

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Terkini

X