"Masalah Firaun cuma si Firaun itu ngaku tuhan. Sementara mungkin para pendukung Jokowi dikhawatirkan nanti terlalu berlebihan bisa-bisa menuhankan penguasa," paparnya.
Kritik
Mantan Sekjen Projo (relawan Jokowi) Guntur Siregar mengatakan, Cak Nun yang menyatakan Jokowi Firaun merupakan sebuah kritik terkait kondisi Indonesia saat ini yang dipimpin Jokowi. Saat ini Cak Nun sudah stres melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin mengalami kemunduran dari berbagai sisi, baik hukum dan demokrasi.
Baca Juga: Tinggal Bersama Mayat Ibunya Selama Dua Tahun Seorang Wanita Ditangkap, Alasannya Memilukan
"Jadi keresahan Cak Nun sama seperti kita pada umumnya," paparnya.
Guntur menilai rezim saat ini tidak mau dikritik, tapi jika mengkritik oposisi kejam rezim. Apalagi rezim juga mempunyai buzzer yang siap menghajar oposisi. Buzzer seperti pepatah orang tua jaman dulu "Tungau di seberang lautan mereka lihat. Tapi gajah di pelupuk mata tak mereka lihat”. Salah satu buzzer juga pernah memaki Anies sebagai Firaun selama menjabat gubernur DKI.
"Padahal Anies tidak pernah membuat masalah apapun terhadap warga DKI. Tapi karena kebencian yang sudah dibangun sedemikian rupa terhadap Anies maka hilang akal sehatnya," paparnya.
Banyak Julukan
Menurut Rusmin Effendy, Jokowi adalah satu-satunya seorang Presiden atau Kepala Negara yang banyak mendapatkan julukan. Di antaranya BEM UI memberikan julukan Jokowi sebagai King of Lip Service. BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjuluki Jokowi sebagai King of Pura-pura. BEM Universitas Udayana Bali menjuluki Jokowi sebagai The Guardian of Oligarch alias si penjaga oligarki.
"Jadi, hal yang biasa saja sebagai ekpresi menilai sosok Jokowi.
Dia mencontohkan, di masa SBY ada juga demonstrasi yang membawa kerbau ke Istana. Perut kerbau yang di bawa para pedemo juga dicat dengan tulisan SBY. Kerbau itu seolah-olah menggambarkan sosok SBY seperti kerbau yang lamban dalam mengambil keputusan.
"Lalu apakah SBY marah dan melaporkan si pendemo? Kan tidak. Kalau Jokowi merasa tersinggung, silakan proses secara hukum," tegasnya.
Meski begitu, Rusmin menyakini bahwa Cak Nun hanya bersikap spontanitas, tidak ada maksud untuk melecehkan wibawa Jokowi sebagai Presiden. "Saya percaya spontanitas itu diungkap dalam suatu acara. Sekarang tinggal kita melihat dari sisi yang mana," tegasnya.
Rusmin juga menegaskan, sesuai kata - kata bijak dari Syaikh Al-Qaradhawi maka setiap zaman ada Firaun, ada Qarun, ada Namrud, ada Abu Jahal, meskipun dengan nama-nama yang berbeda. Oleh karena itu yang merasa jika di hatinya ada Fir’aun, Qarun, Namrud, atau Abu Jahal pasti akan tersinggung. Ia dipastikan tidak akan terima jika disejajarkan dengan sosok yang jahat tersebut.
"Jadi adanya Firaun, Qarun, Namrud, atau Abu Jahal jelas ada dan memang terbukti nyata," tandasnya.
Artikel Terkait
Aktivis 98 Nilai Jokowi Inkonsisten, Rakyat Diminta Wisata di Dalam Negeri, Kaesang - Erina Justru Bulan Madu
Intip Perekonomian, Jokowi Mampir ke Kokas dan Beli Barang Ini
Dikejar Target, Jokowi Limpahkan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem ke Pemda
Rizal Ramli Ungkap Perjuangan UU Desa Sudah Berjalan Sebelum Era Jokowi