Aktivis 98 Nilai Jokowi Inkonsisten, Rakyat Diminta Wisata di Dalam Negeri, Kaesang - Erina Justru Bulan Madu

- Jumat, 13 Januari 2023 | 14:57 WIB

HARIANTERBIT.com  - Pasangan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang-Erina berbulan madu ke Eropa. Mereka antara lain berlibur ke Prancis, Italia, dan Swiss. Beragam foto plesiran mereka di luar negeri pun tersebar ke berbagai platform media sosial. 

Padahal beberapa waktu lalu, Jokowi memarahi para pejabat yang liburan ke luar negeri. Jokowi sebut mereka menghabiskan devisa di negeri orang. 

"Saya minta pak Gubernur, Walikota, Bupati untuk mengajak rakyatnya berwisata di dalam negeri saja. Kita punya banyak tempat wisata yang lebih indah," tukas Jokowi geram.

Baca Juga: Tajwid Cinta Episode 61: Syifa Diburu Pembunuh Bayaran Suruhan Nadia

Namun ternyata pernyataan Jokowi tidak konsisten dengan tindakan. Karena Kaesang-Erina justru berbulan madu ke Eropa. Ketidakonsistenan Jokowi tersebut tentu menjadi sorotan dari berbagai pihak.

Aktivis 98 Yusuf Blegur mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan Jokowi sering tidak konsisten. Di antaranya, Jokowi bukan pemimpin yang lahir dari proses yang sarat pergulatan ideologis dan historis. Jokowi tidak memiliki rekam jejak pada kedalaman pergerakan sosial politik. Selain itu latarbelakang keluarga, pendidikan, organisasi dan prestasi Jokowi juga sering menimbulkan kontoversi dan polemik publik.

"Jokowi tak ubahnya pemimpin dadakan yang dibesarkan oleh mainstream pencitraan," ujar Yusuf Blegur kepada Harian Terbit, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga: Kata Dinas Sosial DKI soal Beras Rusak di Pulogadung

Anak asuh Megawati Soekarno Putri  dan Taufik Kiemas ini mengungkapkan, saat ini Jokowi terdongkrak oleh kekuatan kapitalisasi melalui dukungan oligarki korporasi dan oligarki partai politik serta media massa. Hal ini menjadikan Jokowi bukan sebagai pemimpin berkarakter yang memiliki komitmen dan kinerja nyata mengatasi masalah-masalah populis yang menjadi kepentingan rakyat, negara dan bangsa.

"Kebijakan Jokowi lebih dominan mengakomodir kepentingan pemilik modal dan elit politik ketimbang rakyat kecil," paparnya.

Performance Jokowi, sambung Yusuf, yang tidak memadai. Jokowi bukan hanya tak memiliki penampilan yang jauh dari ideal. Tapi Jokowi juga terlihat tidak berwibawa dan tak memancarkan figur pemimpin yang cerdas dan disegani. Jokowi juga kerap menampilkan gimick, mimik dan gestur yang tak selayaknya sebagai seorang presiden atau pemimpin.

Baca Juga: Diadaptasi dari Manga 2 Serial Anime Ini Ternyata Lebih Keren

"Behavior (perilaku) yang demikian oleh publik dianggap mencerminkan rendahnya kapasitas, kapabilitas dan akuntabilitas dari kesan pejabat publik," tandasnya.

Jokowi, lanjut Yusuf, menjadi satu-satunya presiden yang pernah memimpin Indonesia yang dianggap tidak intelek, tidak kompeten dan tidak berwawasan global. Tidak heran Jokowi sering mendapat ejekan dan cemoohan dari rakyat dengan istilah dungu dan ugal-ugalan dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Jokowi pada akhirnya menjadi pemimpin yang tidak bisa lepas bahkan larut pada kecenderungan korupsi, kolusi dan nepotisme," jelasnya.

Halaman:

Editor: Zahroni Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X