HARIANTERBIT.com - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengingatkan masyarakat untuk tidak memanfaatkan kondisi kerusakan permukiman atau longsor akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk membuat konten-konten di media sosial (medsos).
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan banyak warga yang membuat konten medsos itu yang hanya mencari popularitas tanpa turut berpartisipasi membantu kesulitan korban. Di samping itu, menurutnya, kegiatan pembuatan konten medsos itu mengganggu mobilisasi petugas kebencanaan.
"Kami akan tertibkan kepada masyarakat yang hanya melewati lokasi tenda pengungsian hanya untuk membuat konten-konten yang hanya akan menimbulkan permasalahan baru," kata Ibrahim dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Baca Juga: Relawan Perubahan Sumbar Dukung Anies Sebagai Capres
Menurutnya, sangat disayangkan ketika saudara kita sedang membutuhkan bantuan pascabencana gempa bumi yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, tetapi di sisi lain ada pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi itu untuk popularitas.
"Di harapkan kesadarannya kepada masyarakat yang memanfaatkan situasi tersebut untuk membuat konten-konten agar tidak membuat konten tersebut dan alangkah lebih baiknya berpartisipasi langsung kepada saudara kita yang sedang terkena bencana," katanya.
Aji Mumpung
Ketua DPW FPI Kabupaten Cianjur Habib Hud bin Idrus Alaydrus mengatakan, saat ini ada juga pihak-pihak yang melakukan aji mumpung. Di antaranya, tidak menjadi korban atau hanya sedikit rumahnya mengalami retak-retak tapi langsung atas nama para tetangganya yang mengalami musibah gempa untuk menjadi koordinator korban gempa.
“Sedihnya, ketika sumbangan sudah didapat tidak didistribusikan ke tetangganya yang terkena musibah. Jangan jadi aji mumpung diatas penderitaan orang lain," paparnya kepada Harian Terbit, Jumat (2/12/2022).
Butuh Selimut
Kondisi memprihatikan masih terlihat di Desa Cisarandi, RT 02/02, Warung Kondang, Cianjur, Jawa Barat. Apalagi 11 hari pasca gempa, korban gempa yang berjumlah 150 orang dari 55 KK tersebut belum mendapatkan bantuan secara maksimal. Tidak ada matras atau selimut untuk menutupi dinginnya malam.
Baca Juga: Bus Masuk Jurang, Tujuh Orang Tewas
"Ada bantuan tapi tidak sebanding dengan jumlah korban gempa," ujar Irma Herawati (35), salah satu korban gempa Cianjur kepada Harian Terbit, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya, yang dibutuhkan matras, selimut, pakaian dalam, peralatan mandi, pakaian anak - anak juga.
Selain pakaian dalam, sambung Irma, dibutuhkan juga kopi atau teh serta gula. "Setelah kejadian gempa, kita disini trauma gak mau masuk rumah. Waktu itu kita disini seperti di blender. Sekarang tidur sehari - hari di tenda," paparnya. Harian Terbit/Safari
Artikel Terkait
Gempa Cianjur: 8 Orang Masih Hilang, Pencarian Diusulkan Berlanjut
Habib Hud: Ada Pihak-pihak Melakukan Aji Mumpung di Tengah Musibah Gempa Cianjur
Menteri Basuki Janji Pembangunan Rumah Korban Gempa Cianjur Selesai sebelum Lebaran 2023