HARIANTERBIT.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan menahan diri untuk tak mengumbar sinyal dukungan ke kandidat calon presiden (Capres) 2024. Beberapa kalangan melihat, sinyal dukungan yang kerap diumbar tersebut dinilai tak berpengaruh jelang kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Disarankan Presiden sebaiknya fokus urus negara.
Disisi lain, siapapun tokoh yang ingin menjadi Capres, disarankan untuk tidak mengandalkan dukungan dari Jokowi. Karena, jika mengandalkan Jokowi bisa ‘keok’ atau kalah saat bertarung di Pilpres 2024 mendatang.
Adapun saran ini merujuk kepada hasil survei Litbang Kompas yang dianggap telah mewakili fakta lapangan. Di mana, dukungan warga terhadap Capres pilihan Jokowi hanya 15,1 persen saja.
Baca Juga: Kata Bruno Fernandes soal Selebrasi Ronaldo atas Gol yang Dicetaknya
"Artinya pilihan dukungan Capres yang hanya 15,1 mendukung dan 30 persen menolak dapat dimaknai sebagai legitimasi Jokowi dan Capres pilihannya. Di mata publik dukungan itu cerminkan rendahnya legitimasi," ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi di Jakarta, belum lama ini.
Bahkan, menurut Muslim, yang menolak dapat dimaknai dukungan Capres Jokowi akan sia-sia. Sehingga, dipastikan Capres yang didukung Jokowi akan ditolak oleh publik alias bakal keok saat maju pada pertarungan Pilpres 2024.
"Jadi sebaiknya Jokowi jangan urusi lagi dukung mendukung Capres. Legitimasi Jokowi saja sudah habis, apalagi Capres dukungannya. Jadi janganlah Capres andalkan dukungan Jokowi, pasti kalah," pungkas Muslim.
Punya Pilihan
Diketahui, sebelumnya Voxpol Center Research & Consulting sempat merilis hasil survei nasional yang menunjukkan mayoritas publik, yakni sebanyak 65,7 persen, tidak terpengaruh terhadap arah dukungan yang diberikan Presiden Jokowi untuk memilih kandidat calon presiden tertentu.
Baca Juga: Penyakit ISPA Rawan Menyerang Anak-Anak: Kenali Penyebab, Gejala dan Pencegahannya
Sementara itu, 25 persen responden menyatakan dukungan Presiden Jokowi berpengaruh untuk menggiring mereka memilih kandidat Capres tertentu. Adapun 9,3 responden menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.
"Artinya, ketika Pak Jokowi meng-endorse siapa nanti, tetap masyarakat sudah punya pilihan sendiri," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago beberapa waktu lalu.
Pangi menyebutkan, sebanyak 6,6 persen responden yang terpengaruh terhadap pilihan politik Presiden Joko Widodo cenderung memilih Ridwan Kamil, lalu Puan Maharani 5,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 4,6 persen, Andika Perkasa 3,3 persen, Sandiaga Uno 2,3 persen, Erick Thohir 1 persen, Airlangga Hartarto 0,3 persen.
Hasil survei juga menunjukkan mayoritas publik, yakni sebanyak 20,6 persen responden menjawab kombinasi latar belakang Capres dan cawapres yang paling ideal ialah militer dengan sipil.
Etika Politik
Artikel Terkait
Jokowi Sebut Pemimpin yang Mikirin Rakyat Rambutnya Berwarna Putih, Kode ke Ganjar?
Andika Perkasa Pensiun, Pangmat Sarankan Jokowi Pilih Calon Panglima TNI yang Dekat dengan Rakyat
Hasto Sebut Petinggi Relawan Jokowi Punya Tujuan yang Buruk