Dia menerangkan, adanya selisih angka korban meninggal dunia dengan data sebelumnya karena terjadi kesalahan pencatatan di RS yang menangani para korban. Dipastikan 125 korban jiwa sudah berdasarkan hasil identifikasi secara menyeluruh (100%).
"Jumlah korban luka sebanyak 323 orang,"cuit dia.
Baca Juga: Barisan Merah Putih: Masyarakat Papua Minta Lukas Enembe Taat Hukum agar Papua Tetap Aman dan Damai
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi pasca-Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Para suporter tuan rumah yang kecewa lantas masuk ke lapangan dan menyerbu pemain dan offisial kedua kesebelasan.
Berdasarkan data kepolisian, 13 kendaraan juga menjadi sasaran amukan massa. Perinciannya, 10 mobil dinas kepolisian dan tiga lainnya milik pribadi.
Personel kepolisian yang bertugas lantas menembakkan air mata ke arah tribun penonton. Aparat juga membawa senjata api ke stadion. Padahal, aturan FIFA sudah dengan tegas melarang.
Baca Juga: MRP dan DPRP Diminta Fasilitasi Pertemuan Para Tokoh Papua untuk Redam Reaksi Pendukung Lukas Enembe
Para penonton lantas lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri. Nahas, banyak di antara mereka yang meninggal dunia karena sesak napas akibat berdesak-desakan. Signifikan juga yang terinjak-injak.***
Artikel Terkait
Pemberi Perintah Penembak Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Diburu Polisi
Tragedi Kanjuruhan, Javier Roca: Ada Suporter Meninggal di Pelukan Pemain Arema
Fraksi PKB DPR Galang Dukungan Bentuk Pansus Tragedi Kanjuruhan
Masyarakat Diminta Bersabar Jangan Main Tuding, Tunggu Hasil Investigasi TGIPF Terkait Tragedi Kanjuruhan