HARIANTERBIT.com - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhamad Isnur juga meminta negara untuk bertanggung jawab atas tragedi stadion Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang.
Isnur memaparkan, dalam video yang beredar, pihaknya melihat terdapat kekerasan yang dilakukan aparat dengan memukul dan menendang suporter yang ada di lapangan. Ketika situasi suporter makin banyak ke lapangan, justru kemudian aparat melakukan penembakan gas air mata ke tribun yang masih banyak dipenuhi penonton.
"Kami menduga penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai prosedur menjadi penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan," jelasnya.
Isnur mengatakan, penanganan aparat dalam mengendalikan massa juga berpotensi dugaan pelanggaran HAM dengan korban meninggal 125 jiwa dan ratusan lainnya luka-luka.
Baca Juga: Ini Pesan Penting Kepala Suku Wali Papua: Lukas Enembe Harus Kooperatif dan Hormati Hukum
Oleh karena itu pihaknya mengecam tindak represif aparat terhadap penanganan suporter. Negara juga harus melakukan penyelidikan terhadap tragedi stadion Kanjuruhan.
"Mendesak Kompolnas dan Komnas HAM untuk memeriksa dugaan Pelanggaran HAM, dugaan pelanggaran profesionalisme dan kinerja anggota kepolisian yang bertugas," jelasnya.
Selain itu Propam Polri dan POM TNI untuk segera memeriksa dugaan pelanggaran profesionalisme dan kinerja anggota TNI-Polri yang bertugas pada saat peristiwa tersebut. Kapolri Jenderal Listyo Sigit harus melakukan evaluasi secara tegas atas tragedi stadion Kanjuruhan. Negara harus bertanggung jawab terhadap jatuh-nya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi Kanjuruhan.
Sementara itu, salah satu saksi mata saat insiden itu terjadi, Dwi, menduga banyaknya korban yang berjatuhan akibat tembakan gas air mata sehingga banyak suporter mengalami sesak napas.
"Selain itu, saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat supporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ungkap Dwi saat ditemui di Stadion Kanjuruhan, Sabtu, dilansir Kompas.com.
Menyeramkan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mendesak pemerintah untuk menyelidiki penggunaan gas air mata. “Akuntabilitas negara benar-benar diuji dalam kasus ini. Oleh karena itu, pihaknya nmendesak negara untuk menyelidiki secara menyeluruh, transparan dan independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan yang dilakukan oleh aparat keamanan serta mengevaluasi prosedur keamanan dalam acara yang melibatkan ribuan orang,” tegasnya.
Hamid menilai tragedi stadion Kanjuruhan sangat menyeramkan. Karena perempuan dan laki-laki dewasa, remaja dan anak di bawah umur, menjadi korban jiwa dalam tragedi ini. Hamid menegaskan, penggunaan gas air mata tidak dapat dibenarkan.
“Penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat keamanan untuk mengatasi atau mengendalikan massa seperti itu tidak bisa dibenarkan sama sekali. Ini harus diusut tuntas. Bila perlu, bentuk segera Tim Gabungan Pencari Fakta," jelasnya.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan: Chelsea, Liverpool, dan Sergio Ramos Turut Sampaikan Duka Cita Mendalam