HARIANTERBIT.com - Kelompok relawan Joko Widodo (Jokowi) akan mennggelar Musyawarah Rakyat (Musra) II di Makassar, 2 Oktober 2022. Sebelumnya Musra pertama digelar di Bandung, 28 Agustus 2022 lalu.
Ketua panitia Musra, Panel Barus mengatakan Musra akan di gelar di 34 provinsi yang akan berakhir pada Maret 2023 di Jakarta. Masing-masing Musra di daerah akan menghasilkan nama-nama yang akan menjadi rekomendasi sebagai calon presiden 2024.
Pada Musra di Bandung, Jokowi mendapatkan suara paling banyak dari peserta musyawarah untuk menjadi capres 2024. Panel menyebut belum tentu Jokowi akan kembali mendapatkan suara terbanyak dalam pelaksanaan Musra di daerah lain.
Baca Juga: Timnas Wushu Indonesia Bawa Pulang 5 Emas dan Lampaui Target di World University Combat Games 2022
"Kita harus bersabar menunggu hasil Musra sampai Maret 2022. Terlalu terburu-buru kalau kita simpulkan bahwa Musra pemenangnya akan Jokowi, belum tentu," katanya dalam diskusi politik bertajuk "Musra Lagi, Jokowi Mau Apa", di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu, 25 September 2022.
Sementara itu anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, Irwan Fecho, mencurigai penyelenggaraan Musra sebagai upaya mendorong Jokowi untuk menjadi capres pada Pilpres 2022
"Sejak awal lahirnya Musra ini mencurigakan. Karena memang kita melihat ini diprakarsai relawan Pak Jokowi. Tapi kita tetap posoitif melihatnya bahwa ini musyawarah rakyat walaupun hasilnya ternyata makin ke sana," katanya dalam kesempatan yabg sama.
Irwan melihat indikasi tersebut pada hasil Musra I yang menempatkan nama Jokowi di posisi teratas sebagai capres. Dia juga menyoroti pernyataan Jokowi pasca Muara I yang terkesan memberi pembelaan bahwa wacana tiga periode merupakan bagian dari demokrasi.
Irwan mengaku tidak masalah selagi Musra digunakan sebagai penguatan demokrasi. Namun dia akan menolak jika Musra dijadikan ajang konsolidasi untuk mendorong Jokowi tiga periode.
"Kalau kemudian ada arah Musra untuk konsolidasi tiga periode tentu kita akan menolak," pungkas Irwan.