HARIANTERBIT.com - Hubungan PDIP dan Partai Demokrat kembali bergolak. Saling serang antar politikus kedua partai tersebut menunjukkan tidak adanya kedewasaan politik di lingkungan partai politik. Konten serangan antara parpol tersebut tidak berdampak mencerdaskan bangsa, tetapi lebih ke arah pembodohan bangsa.
“Jujurlah pada diri sendiri, bahwa masing partai punya cacat yang nggak perlu dipertontonkan secara gamblang ke publik. Baik PDIP maupun Partai Demokrat, keduanya merupakan peraih rekor korupsi terbanyak. Soal kecurangan dalam berpemilu ya sami mawon. Karena itu lebih baik berlomba-lomba menampilkan kebaikan yang mau dicapai daripada saling bongkar isi dapur,” kata pengamat politik S Indro Tjahyono kepada Harian Terbit, Rabu (21/9/2022).
Kampanye Hitam
Menurut Indro, masyarakat saja bertanya-tanya, hari gini belum ada pasangan Capres/Cawapres yang mau diusung. Sekarang malah disuguhi sumpah serapah antar peserta pemilu.
Baca Juga: 3 Kali Mangkir Tersangka TPPU Ditangkap Tim Penyidik Kejaksaan Negeri Jakarta Utara
Aktivis 77/78 ini menyebut, dari kategori kampanye, saling serang ini merupakan kampanye hitam yang kontra produktif bagi masyarakat. Masyarakat saat ini sudah cerdas dan bisa baca sendiri bagaimana sebenarnya prestasi mereka masing-masing.
“Proporsionallah berbicara. Pemerintah Jokowi memang melaksanakan sebagian rencana program semasa SBY berkuasa. Tapi ngomong "tinggal gunting pita" jelas merupakan pelecehan. Hal ini mengingat SBY baru melakukan di tingkat portofolio, sedang Jokowi merealisasikan secara fisik,” ujar Indro.
Saling serang politikus PDIP dan Demokrat dipicu pidato internal Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara Rapimnas partai bocor di media sosial.
SBY menduga ada skenario jahat merancang Pemilu 2024 hanya dua pasang calon. Hingga merembet ke isu kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini ditentang banyak pihak.
Hal ini membuat telinga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan politisi PDIP lainnya panas. Saling tuding dan bongkar terjadi
hingga merembet ke isu kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini ditentang banyak pihak.
Kecurangan