HARIANTERBIT.com - Pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin dinilai meningkatkan kemiskinan di Indonesia dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya kenaikan harga BBM telah menurunkan daya beli masyarakat.
Ekonom Anthony Budiawan mengatakan harga BBM terkait dengan hajat hidup orang banyak. Karenanya harga BBM harus terjangkau bagi masyarakat.
"Artinya barang ini harus terjangkau oleh seluruh masyarakat. Hajat hidup orang banyak harusnya terjangkau," katanya dalam diskusi bertema 'Dampak Kenaikan BBM Terhadap Kemiskinan dan Kepuasan Masyarakat' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 11 September 2022.
Anthony mengatakan pengeluaran masyarakat terhadap BBM tidak boleh melewati angka tertentu dari penghasilan setipa bulan. Dia mencontohkan buruh yang memiliki pendapatan Rp4 juta perbulan seharusnya tidak mengeluarkan uang untuk belanja BBM lebih dari Rp200 ribu setiap bulan atau lima persen dari pengasilan.
Jika belanja BBM melebihi angka tersebut maka buruh harus mengurangi pengeluaran di sektor lain, yakni sandang, pangan atau kebutuhan lainnya.
"Artinya apa, artinya belanja lain harus dikurangi. Artinya meningkatkan kemiskinan. Daya beli untuk yang lain berkurang. Inilah yang menyebabkan kenapa harga BBM naik akan meningkatkan kemiskinan," jelasnya.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) ini memandang hal tersebut tidak dipertimbangkan pemerintah saat membuat kebijakan kenaikan harga BBM.
Sebelumnya pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi. Kenaikan harga berlaku mulai Sabtu, 3 September 2022 pukul 14:30.
Terdapat tiga jenis BBM yang mengalami perubahan harga per hari ini. BBM jenis pertalite naik dari harga Rp7.600 menjadi Rp10.000/liter. BBM jenis solar subsidi juga berubah dari harga Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Sedangkan BBM nonsubsidi yang mengalami kenaikan yakni jenis pertamax dari harga Rp12.500 menjadi Rp.14.500 per liter.