HNW: Pemuda Muslim Tidak Boleh Tercerabut dari Akar Sejarah Bangsa

- Selasa, 6 September 2022 | 07:15 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat menerima audiensi Panitia Konsolidasi Nasional dari Pengurus Garda Keadilan Pusat, di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 5 September 2022
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat menerima audiensi Panitia Konsolidasi Nasional dari Pengurus Garda Keadilan Pusat, di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 5 September 2022

HARIANTERBIT.com - Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, akan dimanfaatkan oleh Garuda Keadilan dengan menyelenggarakan Konsolidasi Nasional (Konsolnas) yang berlangsung 25-30 Oktober 2022 di Jakarta.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memberikan apresiasi dan dukungan penyelenggaraan Konsolnas Garuda Keadilan.

Dengan mengambil momentum Sumpah Pemuda, kata Hidayat, menunjukkan bahwa anak-anak muda Garuda Keadilan, generasi milenial yang merupakan sayap muda dari Partai Keadilan Sejahtera, tidak tercerabut dari akar sejarah bangsa bahkan ingin memaknai sejarah bangsa, menjaganya, dan terus menjadikannya sebagai spirit untuk peran serta generasi milenial mengisi dan mensyukuri kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Pengamat: Kudeta Terhadap Suharso Monoarfa Sangat Keji

“Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah satu fakta tentang anak-anak muda yang menorehkan akar sejarah untuk Indonesia Merdeka. Ada akar sejarah Islam dalam Sumpah Pemuda. Karena faktanya, Sumpah Pemuda tidak hanya diikuti Jong Batak, Jong Celebes, Jong Java, Jong Ambon, Pemuda Betawi, tapi juga ada Jong Islamieten Bond,” kata Hidayat Nur Wahid saat menerima audiensi Panitia Konsolidasi Nasional dari Pengurus Garda Keadilan Pusat, di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 5 September 2022.

HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid, menjelaskan bahwa sejak awal pemuda muslim terlibat bersama kaum muda lainnya, untuk memperjuangkan dan menyepakati tonggak-tonggak Indonesia merdeka.

Baca Juga: AHY: Pemerintah Jangan Salah Gunakan Kebaikan dan Kesabaran Rakyat

Seperti Jong Islamieten Bond yang terlibat langsung dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Dan itu berlanjut, saat perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, pemuda muslim terlibat langsung bersama yang lainnya dengan tergabung dalam laskar Santri, laskar Sabilillah, Laskar Hizbullah. Bahkan Bung Tomo, anak muda dalam peristiwa 10 Nopember, bukan hanya memekikkan “Merdeka” tetapi juga “Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar”.

“Kesadaran sejarah ini penting untuk dihayati oleh generasi muda, generasi milenial, yang merupakan mayoritas penduduk pelanjut mengisi kemerdekaan Indonesia. Demikian juga untuk generasi muda millenial Muslim, untuk menegaskan dan memberikan satu pemahaman dan alternatif aktifitas bahwa aktif sebagai generasi muda muslim bersama generasi muda dari komunitas manapun, bukanlah hal yang tabu maupun aneh. Justru begitulah kiprahnya generasi muda muslim dalam sejarah Indonesia,” ujar HNW.

Baca Juga: Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Serius Siapkan Talenta Digital

Dengan fakta sejarah itu, lanjut Hidayat, kesan dan salah paham bahwa generasi muda Islam artinya radikalisme, anti-Indonesia, akan terkoreksi.

“Supaya selalu terbukti juga bahwa tidak ada jarak antara Keislaman dan keIndonesiaan. Agar terkoreksilah apa yang sering saya menyebutnya sebagai Islamphobia dan Indonesiaphobia,” tuturnya.

Menurut HNW, koreksi bisa dilakukan selain dengan wacana, juga dengan aksi nyata seperti kegiatan konsolidasi nasional yang akan dilakukan oleh generasi muda yang terhimpun dalam Garuda Keadilan.

Baca Juga: Politisi PKS: Kenaikan Harga BBM Buat Masyarakat Merana

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kualitas SDM Indonesia Bisa Maksimal Lewat Literasi

Selasa, 21 Maret 2023 | 17:53 WIB

Ulama dan Pendekar Banten Dukung Rizal Ramli

Selasa, 21 Maret 2023 | 13:46 WIB
X