HARIANTERBIT.com - Sejumlah ulama dan tokoh Islam menafikan pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang menegaskan tidak ada islamofobia atau perasaan ketakutan ataupun kebencian terhadap Islam di Indonesia. Faktanya islamofobia sudah sangat akut. Tak sedikit ulama dan ustadz yang mengalami persekusi ketika menyampaikan dakwah.
Sekretaris Dewan Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustadz Slamet Maarif menambahkan, islamofobia di Indonesia merupakan fakta yang nyata dan bukan ilusi. Islamofobia seperti utang Indonesia yang melambung. Hal tersebut merupakan fakta dan bukan ilusi.
"Jadi pandangan pak Mahfud itu seperti tertutup sehingga lupa dengan fakta fakta dan kejadian yang ada," paparnya.
Baca Juga: Buron Kasus Penembakan Istri, Kopda M Ditemukan Meninggal
Menurutnya, sudah jelas saat ini banyak da'i yang istiqomah menyebarkan syariat tapi batal ceramah, karena pengajiannya dibubarkan, bendera tauhid Panji Rosululloh dibakar, ormas Islam dibubarkan, ulama dan habib dikriminalisasi, dan dakwah di kampus di curigai.
"Jadi apa kurang cukup itu indikasi islamphobia di Indonesia?" tanyanya.
Sangat Akut
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengatakan, islamofobia di Indonesia justru sudah sangat akut. Makanya ketika resolusi PBB melawan islamofobia rezim ini langsung kebakaran jenggot," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin kepada Harian Terbit, Rabu (27/7/2022).
Novel menegaskan, Indonesia sudah darurat islamofobia akut makanya banyak ulama, habaib dan aktivis dikriminalisasi dan dipenjara. “Seperti IB HRS yang tidak hanya dipenjara tapi rekeningnya juga dibekukan. Kantor organisasinya juga ditutup hanya gara gara bela agama Islam yang sejalan dengan Pancasila," jelasnya.
Baca Juga: Kata WHO soal Kasus Cacar Monyet Lebih dari 18 Ribu di Dunia
Ustadz Anugrah Sam Sopian, pimpinan Majlis Ta'lim Was Sholawat An Nur, Purwakarta, Jawa Barat juga menegaskan, fenomena islamofobia tidak hanya terjadi di Indonesia, juga di belahan dunia lainnya. Di Indonesia sudah sejak dulu isu tentang agama senantiasa menjadi komoditas politik.
"Sejak di zaman colonial banyak orang yang memanfaatkan isu agama demi kepentingan materi dan kekuasaan belaka," paparnya.
Ustadz Anugrah menyarankan agar pihak-pihak yang memanfaatkan isu-isu islamofobia untuk segera menghentikan agitasinya. Selain itu hentikan juga framing negatif dan kriminalisasi para ulama dan aktifis Islam. Karena upaya tersebut dapat membangkitkan semangat umat untuk melawan kedzoliman.
"Hati-hati ketika rakyat dan umat ditindas, maka tidak ada kekuatan rezim mana pun yang akan sanggup membendungnya, dan sejarah mencatat hal itu semua," tegasnya.
Omong Kosong