Spekulasi Polisi Tembak Polisi Bisa Jadi Persekusi Bila Publik Tidak Kritis dalam Memilah Informasi

- Selasa, 26 Juli 2022 | 18:22 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi menonaktifkan sementara Irjen Pol Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam. /Divisi Humas Polri/
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi menonaktifkan sementara Irjen Pol Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam. /Divisi Humas Polri/

HARIANTERBIT.com - Maraknya spekulasi tentang apa yang terjadi di balik kasus penembakan antara ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) nonatkif, Irjen Ferdy Sambo di ranah media sosial menjadi fenomena tersendiri yang menarik perhatian masyarakat.

Salah satunya datang dari Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba), Vici Sofianna Putera.

Pengajar mata kuliah psikologi sosial ini menilai, ramainya informasi di media sosial mengenai alternatif narasi kejadian penembakan yang dianggap lebih logis dibandingkan dengan kronologis yang diberikan kepolisian bisa menjadi alat persekusi kepada para pihak yang terlibat dalam kasus tersebut.

Baca Juga: Mardani H Maming Resmi Jadi Buron KPK

"Hold your opinion, ini bisa jadi persekusi. Kita jangan terjebak perangkap ilusi kebenaran," kata Vici saat dihubungi wartawan, Selasa, 26 Juli 2022.

Mengapa bisa disebut persekusi, lanjutnya, karena narasi-narasi alternatif yang muncul di luar versi kepolisian juga belum berdasarkan fakta ilmiah, ini hanya sebatas opini tanpa data. Pengacara keluarga Birgadir J yang menyatakan kejanggalan mengenai luka di tubuh Brigadir J juga masih merupakan dugaan.

"Jadi semua bisa saja benar, bisa jadi juga salah," tekannya.

Baca Juga: Bertemu Gubernur Bank Jepang, Menko Airlangga Buka Peluang Investasi Sektor Kesehatan dan Pangan

Meski demikian, pernyataan pengacara tersebut berpretensi mendorong publik untuk berspekulasi karena narasi yang bernuansa konspiratif lebih membuat orang tertarik dengan narasi tersebut.

"Individu tertarik pada narasi konspirasi karena kebutuhan akan pengetahuan dan kepastian dari suatu informasi, terlebih ketika peristiwa besar terjadi, individu tentu ingin tahu mengapa hal tersebut itu terjadi," jelasnya.

Pria yang akrab disapa Kang Vici ini mengungkapkan, Professor of social psychology at the University of Kent di Inggris, Karen Douglas pernah menyampaikan, publik ingin penjelasan dan mereka ingin tahu yang sebenarnya, tetapi mereka juga ingin merasa yakin akan 'kebenaran' itu.

Baca Juga: KPK Tegaskan Tangani Kasus Korupsi Mardani H Maming Sesuai Prosedur Hukum

Jadi, gencarnya pemberitaan dari media dan juga narasi konspirasi dari akun-akun di media sosial dari kasus penembakan di Duren Tiga menggiring opini publik secara tidak langsung dan bertransformasi menjadi sebuah aksi kolektif berupa penghakiman publik kepada keluarga Irjen Sambo.

"Namanya penghakiman pasti ada judgement, di sini menurut saya adalah letak permasalahannya," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bakamla RI Selamatkan Nelayan di Selat Makassar

Kamis, 30 Maret 2023 | 18:15 WIB

Buruh Serukan Bongkar TPPU Rp349 T di Kemenkeu

Kamis, 30 Maret 2023 | 14:08 WIB
X