HRS: Negeri Ini Darurat Kebohongan, Kezaliman dan Darurat Korupsi Awas Ada Pihak yang Sakit Hati 

- Kamis, 21 Juli 2022 | 11:26 WIB
Habib Rizieq menunjukkan surat bebas bersyarat. Ia keluar dari Rutan Cipinang, Jakarta Timur.  (Kenkumham)
Habib Rizieq menunjukkan surat bebas bersyarat. Ia keluar dari Rutan Cipinang, Jakarta Timur. (Kenkumham)

HARIANTERBIT.com - Mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab (HRS) menyinggung soal kondisi negara saat ini yang dipenuhi dengan darurat kebohongan dan darurat kezaliman. Oleh karena itu HRS mengajak untuk menggaungkan revolusi akhlak. Revolusi akhlak juga disampaikan HRS ketika baru pulang dari Mekkah, Arab Saudi beberapa waktu lalu. 

"Sebagaimana yang telah saya sampaikan setiba di Tanah Air sewaktu saya pulang dari kota suci Mekah, yaitu ayo kita gaungkan kembali terus, yaitu revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak," kata HRS dalam konferensi pers di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Ia pun menyinggung kondisi negara belakangan ini yang mengalami kerusakan. HRS menilai saat ini darurat kebohongan sudah membudaya. Tidak heran saat ini Indonesia dilanda beragam kerusakan seperti banjir, longsor dan gempa.

Baca Juga: 57 Tahun Telkom Indonesia, Akselerasi Terwujudnya Mimpi Anak Bangsa Melalui Digitalisasi

"Bagaimana kita punya negeri di mana-mana ada kerusakan, di mana-mana ada kemungkaran, Saudara, maka kebohongan sudah membudaya dan negeri kita lagi darurat kebohongan," jelasnya.

"Karena itu, yang saya ingin sampaikan di sini, Saudara, apa itu darurat kebohongan, apa itu darurat korupsi, apa itu darurat kezaliman, apa itu darurat utang, apa itu darurat ekonomi dan lain sebagainya, maka kuncinya, yuk sama sama-sama kita obati semua itu dengan revolusi akhlak," tambahnya.

Sakit Hati 

Bebasnya HRS disambut gembira para pendukungnya, Rabu (20/7/2022). Namun dengan bebasnya HRS ada pihak-pihak yang sakit hati. Apalagi bagi para pembencinya, HRS merupakan sosok yang menjadi batu sandungan.

Pengamat Terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIAA) Harits Abu Ulya menuturkan, hingga saat umat Islam Indonesia masih menaruh harapan besar kepada sosok HRS. Harapan terhadap HRS untuk bisa mengadvokasi perjuangan umat Islam yang dalam konteks yang lebih luas.

"Dan perlu disadari, perlu sikap bijak dan waspada, karena bisa jadi HRS kembali akan terantuk batu sandungan yang disiapkan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kebebasan dan eksistensi HRS di luar penjara," ujar Harits Abu Ulya kepada Harian Terbit, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga: Ucapan Kim Seon Ho yang Membuatnya Menangis

Harits menegaskan, dengan bebasnya HRS maka harus menjadi peringatan atau early warning untuk para pendukung HRS. Oleh karena itu dengan bebasnya HRS boleh gembira dan bersukur tapi harus waspada dan hati - hati karena pihak-pihak yang tidak senang terhadap HRS masih terus mengintai dan memata-matai untuk menjeratnya kembali ke penjara.

"Ada nafsu yang ingin ngandangin (memasukan ke penjara lagi) HRS sampai pesta Pilpres 2024 usai," tandasnya.

Penyerang

Sementara itu Aziz Yanuar, kuasa hukum HRS mengatakan, pihak - pihak yang berseberangan dengan HRS harusnya faham dengan hakikat demokrasi. Karena pihak - pihak yang menyerang HRS maka menunjukan tidak konsisten dan faham dengan demokrasi dan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga berupaya ingin menjebloskan kembali HRS ke penjara.

Halaman:

Editor: Zahroni Terbit

Tags

Terkini

X