Pengamat Paramadina: Bagi Yenny Wahid Politik Alat Membuat Perubahan Bukan Untuk Mengejar Kekuasaan

HARIANTERBIT.com - Dinamika Cak Imin dan Yenny Wahid yang belakangan mengemuka dalam wacana publik tentu akan berdampak pada PKB sendiri dalam pemilu 2024 mendatang.

Menurut pengamat alumnus studi Filsafat Icas-Paramadina, Muhammad Natsir MA, dampak terhadap PKB terjadi mengingat cukup kuatnya pengaruh Yenny Wahid sebagai putri Gusdur. Lantaran Gus Dur punya sejarah dalam merintis dan membesarkan PKB.

Itulah sebabnya, masyarakat melihat PKB sama seperti melihat Gus Dur. "Jadi Gus Dur ini gambar besar bagi PKB setelah NU," kata Natsir dalam keterangannya, Senin, 27 Juni 2022.

Baca Juga: AHY Unggul Survei Online Rakyat Merdeka Bukti Tren Dukungan Terus Naik

Lebih lanjut Natsir menekankan, keliru kalau Cak Imin mengklaim Yenny Wahid bukan orang PKB. Secara struktural di era Cak Imin mungkin benar klaimnya. Tapi fakta sejarah, baik dari sudut ideologis dan biologis itu keliru besar. Jadi gambar PKB pada diri Yenny Wahid itu cukup jelas.

Cak Imin mesti bijak terhadap Yenny Wahid. Simpatisan Gusdurian baik dalam lingkaran PKB maupun di konstituen PKB masih kuat. Jadi sumbangsih nama besar Gus Dur yang membuat PKB terus bertahan. Sebagai mantan presiden, Gus Dur tentu saja secara terukur memberi sumbangsih untuk kebesaran PKB. Sejauh ini setelah Gus Dur, belum ada tokoh legendaris di PKB.

Selain itu, menurut Natsir MA, secara historis panjang Yenny Wahid tak bisa juga dianggap sepele.

Baca Juga: Peneliti BRIN Beberkan Keunggulan Airlangga Jika Dijagokan KIB sebagai Capres 2024

Ia sudah bersama PKB sejak mula berdiri. Dikisahkan, pemilu 1999 merupakan pemilu multi partai pertama setelah era kediktatoran Soeharto. Setelah selama 32 tahun hanya 3 partai politik yang boleh ikut dalam pesta demokrasi, Pemilu 1999 memungkin banyak partai politik ikut bertarung. Salah satu partai baru yang ikut dalam pemilu adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).