HARIANTERBIT.com - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, berharap Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang baru dilantik dapat menurunkan harga minyak goreng (migor). Pasalnya, saat Mendag dijabat oleh M Lutfi, tidak berkuasa migor dikendalikan mafia.
“Pemerintah masih utang janji ke masyarakat untuk menurunkan harga migor sesuai harga eceran tertinggi. Bahkan dua pekan lalu presiden secara jumawa berjanji dapat menurunkan harga migor. Nyatanya hingga hari ini harga migor masih di atas harga eceran tertinggi (HET),” kata Mulyanto di Jakarta, Rabu 15 Juni 2022.
Sebelumnya diberitakan pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, melempar wacana penghapusan minyak goreng (migor) curah.
Baca Juga: Menteri Jangan Manfaatkan BUMN Untuk Kampanye
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto menolak dan memberi warning kepada Pemerintah, agar tidak mengangkat isu yang kontroversial tersebut. Menurutnya, isu ini kan wacana yang sudah lama dan Pemerintah sendiri yang membatalkannya.
Memang dibanding migor kemasan, migor curah kurang higienis, lebih sulit handlingnya, serta terpengaruh langsung terhadap kenaikan harga CPO. Namun demikian, masyarakat kecil serta UMKM masih sangat membutuhkannya. Migor curah untuk konsumsi masyarakat dan industri menempati porsi dominan, sebesar 3,7 juta ton pada tahun 2021 atau sekitar 74% dari kebutuhan migor nasional.
Pemerintah jangan seperti pepatah “buruk rupa cermin dipecahkan”. Karena tidak mampu mengendalikan pasokan dan harga migor curah, maka migor curah tersebut malah dihapuskan. Ketimbang membuat bising, silahkan saja Pemerintah hapus migor curah tersebut kalau berani. Mulyanto memperkirakan, itu akan menuai penolakan yang luas dari masyarakat.
Masyarakat kecil masih membutuhkan migor yang terjangkau harganya, seperti migor curah ini. Karenanya ketimbang mengangkat wacana ini, maka sebaiknya pemerintah fokus mengendalikan ketersediaan dan harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan.
Mulyanto menilai hari ini minyak goreng curah masih langka dan mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Dia juga menyoroti berbagai janji pemerintah termasuk Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga dalam dua pekan tidak terbukti.
Anggota Komite II DPD RI yang membidangi persoalan perindustrian dan perdagangan Fahira Idris mengatakan, persoalan minyak goreng sudah menjadi sengkarut karena sudah berlarut-larut tetapi belum juga terselesaikan dengan tuntas. Ada progres, tetapi belum seperti yang diharapkan masyarakat.