Jakarta, HanTer - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap perbedaan penetapan awal Ramadhan 1443 tidak mengurangi kebersamaan umat Islam di Indonesia dalam menyambut bulan suci.
Ketua MUI, Abdullah Jaidi mengatakan, meski terdapat perbedaan tersebut umat Islam harus tetap saling menjaga persatuan.
"Kita bersyukur pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentunya sebagian saudara-saudara kita dari Muhammadiyah yang akan memulai puasanya esok hari, Sabtu tidak mengurangi arti kebersamaan kita. Kita boleh berbeda tetapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita," ujarnya di Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2022).
Baca Juga: Kasus Positif Covid19 Bertambah 2.930 Orang
Pemerintah melalui Kementerian Agama menyatakan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022. Penentuan tersebut berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar di kantor Kemenag.
Penentuan awal Ramadhan dari pemerintah berbeda dengan penetapan Muhammadiyah. Muhammadiyah melalui Maklumat PP Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2022 telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 2 April besok. Penetapan tersebut didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal.
MUI berpesan bulan Ramadhan dijadikan momentum untuk menghindari perselisihan di tengah masyarakat. Menurut Jaidi perbedaan merupakan rahmat bagi umat Islam.
"Marilah kita jadikan momentum Ramadhan adalah momentum kita untuk menghindari segala perselisihan, perbedaan yang ada di tengah-tengah kita. Perbedaan yang ada adalah membawa rahmat selama kita senantiasa mengacu kepada bagaimana kita menyatukan hati kita bersama-sama untuk membangun negara ini," tandas Jaidi.