Jakarta, HanTer - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Henri Satrio, menilai berlangsungnya rapat tertutup antara Komisi VII DPR dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, dengan Komisi VII DPR, yang membahas pembatalan kenaikan harga Premium, seperti ada misteri yang ingin disembunyikan dari beberapa kelompok yang menginginkan rapat tersebut berlangsung tertutup.
"Jadi wajar kalau kemudian kalau rakyat curiga. Kalau sebetulnya transparan-transparan saja, rakyat bisa tahu. Tapi karena tertutup, ya jangan disalahkan kalau rakyat maupun berbagai kalangan jadi curiga," ungkap Henri di Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Atas keputusan rapat berlangsung tertutup membuat anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Kardaya, Ramson Sigian dan Bambang Haryadi memutuskan melakukan walk out dari rapat tersebut.
"Karena rakyat berhak mendapat informasi, karena rapat tertutup kami tidak ikut rapat kami walk out. Kita butuh penjelasan dari menteri penjelasan dari pemerintah rakyat perlu tahu. Rapat kerja itu harus terbuka. Baru kali ini ada rapat kerja tertutup," kata Ramson sambil meninggalkan ruang rapat.
Untuk diketahui, rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang sedianya dijadwalkan Rabu (24/10/2018) Pukul 14.00WIB, namun baru dimulai pukul 14.38WIB
Pimpinan rapat Ridwan Hisjam dari Fraksi Golkar membuka rapat, dengan pembahasan awal mengenai keputusan kenaikan harga Premium, yang dalam hitungan menit dibatalkan pemerintah pada Rabu (10/10/2018).
"Menteri ESDM mengumumkan kenaikan harga BBM Premium di sela pertamuan IMF, namun 4.55 menit kemudian dibatalkan. Hal ini menimbulkan tanda tanya," kata Ridwan, di ruangan rapat Komisi VII, Gedung DPR, Jakarta.
Dia pun meminta penjelasan Menteri ESDM Ignasius Jonan, untuk menjelaskan keputusan tersebut. "Untuk itu kami serahkan ke Menteri ESDM untuk menjelaskan," tuturnya.