HARIANTERBIT.com - Mayoritas partai-partai politik di Indonesia dinilai tak lagi berpegang kepada ideologi. Bahkan, dinilai saat ini hanya terdapat dua partai politik di Indonesia yang berdasarkan ideologi yaitu Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Bahkan, koalisi Islam dan Nasionalis, dinilai bakal menjadi kekuatan yang akan menentukan pemenang pada kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut terungkap saat tim Harian Terbit menyambangi kediaman salah satu negarawan terbaik bangsa, Yusril Ihza Mahendra (YIM) di Jalan Dharmawangsa XVII No.37 C, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca Juga: RDP Komisi III DPR dengan Menko Polhukam Mahfud MD Panas, Arteria Dahlan Mati Kutu!
Kedatangan Harian Terbit sekitar pukul 10.30 WIB, dipimpin oleh Owner Harian Terbit Rina Aditya Sartika, Pemimpin Redaksi Ali Akbar Soleman, dan Redaktur Nasional Zamzam Siregar, beserta reporter Sammy Edward Wattimena.
Sambutan hangat disertai keramahan seorang YIM, menandai awal pertemuan yang dilanjutkan dengan obrolan ringan hingga mendalam. Berbagai pandangan kerap dikemukakan sosok yang juga dikenal sebagai Ahli Hukum Tata Negara ini.
Disela-sela obrolan, dirinya sempat menyinggung mengenai kehidupan Demokrasi di Indonesia. YIM menjelaskan bahwasanya, Demokrasi itu tidak mungkin dapat kita bayangkan tanpa adanya partai-partai politik.
Baca Juga: Mahfud MD Buka Alasan Transaksi Rp349 Triliun Harus Dibuka ke Publik, Sebut Nama Sri Mulyani
"Karena asumsinya, masyarakat itu kan majemuk. Kecuali kita asumsikan masyarakat itu satu kelompok. Ditengah kemajemukan itu, dipersilahkan masing-masing kelompok menyalurkan aspirasinya sendiri," ungkapnya.
"Jadi orang yang memiliki pandangan yang sama terhadap negara itu mengelompokan dirinya secara organisasi kepada partai-partai. Dan partai itu kemudian ikut pada pemilu, dan setelah itu terbentuklah pemerintahan," tambah YIM.
Lebih lanjut, YIM juga mengemukakan penolakan terhadap sistem pemilu proporsional terbuka, sekaligus dukungannya terhadap sistem pemilu proporsional tertutup.
Baca Juga: Denny Darko Sarankan Tiara Andini dan Alshad Ahmad Putus, Kecuali...
Ia menganggap bahwa, sistem pemilu proporsional terbuka tidak pro terhadap ideologi partai politik membuat partai politik mengalami kemunduran struktural. Hal itu terlihat dari fenomena partai politik yang tidak fokus untuk mencalonkan kadernya, tetapi lebih tertarik merekrut orang populer dan berdaya finansial moncer sebagai caleg.
"Kenyataan dari fenomena itu adalah bahwa parpol kita hari ini terbukti tidak menjalankan fungsinya," ujar Yusril.
Artikel Terkait
Bamsoet Dukung Pernyataan Yusril Terkait Penundaan Pemilu sebagai Bentuk Antisipasi Keadaan Darurat
300 Anak Yatim Mendoakan Yusril Jadi Presiden 2024
Pemilu 2024 Akan Ditunda? Begini Kata Pakar Tata Negara Yusril Ihza Mahendra
Ada Apa dengan Megawati? Begini Kata Yusril Ihza Mahendra
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra Ungkap Tentang Prabowo Subianto
Yusril Sarankan Presiden Jokowi Sebaiknya Bolehkan Acara Buka Puasa Bersama, Ini Alasannya