HARIANTERBIT.com - Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Maruf Amin memberikan kuliah umum kepada Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) di Gedung Maspardi, Kesatrian AAL, Bumimoro, Surabaya, Senin, 6 Februari 2023.
Dalam kesempatan itu, Wapres menyebutkan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, pemerintah bertekad menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang menjadi basis bagi visi Indonesia Emas 2045.
Wapres menyampaikan juga tujuh pilar kebijakan kelautan Indonesia untuk mewujudkan Jalesveva Jayamahe diantaranya pengelolaan sumber daya kelautan dan pengembangan SDM, pertahanan keamanan, penegakan hukum dan keselamatan di laut serta tata kelola dan kelembagaan di laut.
Ekonomi dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan, pengelolaan ruang dan perlindungan lingkungan laut, budaya bahari serta diplomasi maritim.
Baca Juga: Istri Bandingkan Vonis Hendra Kurniawan dengan Bharada E: Bahaya Ini...
Pernyataan dari Wapres Ma'ruf Amin dalam kuliah umum tersebut menurut Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa SSiT., M.Mar, Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC), harus menjadi perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan negara ini.
"Bahwa negara kita adalah negara maritim. Dan tidak dipungkiri pula sejarah membuktikan motto Jalesveva Jayamahe yang berarti "Justru di Lautan Kita Menang” atau “Kejayaan Kita Ada di Laut" merupakan kalimat "sakti" dari armada laut zaman Majapahit untuk membangkitkan semangat pasukan lautnya," kata Capt. Hakeng kepada awak media di Jakarta, Senin, 27 Februari 2023.
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia bukan suatu keniscayaan. Dengan berpatokan pada tujuh pilar poros maritim yang ada dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 34 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2021-2025 tersebut, sudah cukup menjadi modal bagi bangsa ini untuk mengembalikan kejayaan maritim nenek moyang Indonesia," lanjut Capt. Hakeng.
Baca Juga: CBA: Harta Pegawai Pajak dan Kemenkeu Tidak Logis
Dengan memanfaatkan sumber daya perikanan kelautan yang berlimpah,Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia melalui sumber daya protein ikan.
"Indonesia memiliki sebelas wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), yang meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan, perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau, perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur," papar Capt. Hakeng.
Disebutkan Capt. Hakeng kembali bahwa Indonesia berada dalam posisi keempat di dunia sebagai negara produsen ikan. Peluang Indonesia untuk naik ke posisi dua atau tiga dunia sebagai produsen ikan sangat terbuka lebar.
"Apabila kesebelas WPPNRI di Indonesia ditangani secara serius. Saya yakin Indonesia dapat menjadi negara produsen ikan kedua atau ketiga di dunia," tegasnya.
Baca Juga: HET Gabah dan Beras Rugikan Petani, DPR: Bubarkan Bapanas
Artikel Terkait
Bharada E Dieksekusi ke Lapas Salemba, Kejari Jaksel Koordinasi dengan LPSK
KPK Diminta Usut Harta Kekayaan Seluruh Pegawai dan Petinggi Kemenkeu
Gagal Temui Keluarga David, Pengacara Mario Dandy Bantah Ditolak