Massa Aksi Desak Swedia dan Rasmus Paludan Bikin Permohonan Maaf atas Pembakaran Alquran

- Senin, 20 Februari 2023 | 15:20 WIB
Massa aksi membentangkan spanduk di depan Kedubes Turki sebagai bentuk protes pembakaran Alquran oleh Rasmus Paludan. (harianterbit/sammy)
Massa aksi membentangkan spanduk di depan Kedubes Turki sebagai bentuk protes pembakaran Alquran oleh Rasmus Paludan. (harianterbit/sammy)

HARIANTERBIT.com - Pembakaran Alquran oleh pria berkewarganegaraan Swedia Rasmus Paludan di depan kedutaan Turki pada bulan lalu, terus menuai kecaman.

Terkait hal itu, Brigadir Hisbullah dan Pemuda Bulan Bintang menyambangi kedutaan besar Turki guna menyampaikan aspirasi dan tuntutan.

"Kami yang terkumpul dalam eksponen Brigadir hisbullah dan pemuda bulan bintang melihat dari kacamata bangsa Indonesia dan umat beragama, bahwasanya pembakaran tersebut sarat akan kepentingan politik di negara Swedia dan Turki. Sehingga, kami memberikan ultimatum keras kepada mereka pihak-pihak yang tidak bermoral agar tidak membawa-bawa agama dalam menjual kampanye politiknya," ungkap Koordinator Aksi Saeful di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga: Bubarkan Pendamping Desa, Pemborosan Uang Rakyat

Ia menilai, bahwasanya agama memiliki nilai-nilai yang harus dijaga dan dihormati secara universal. Adapun agama itu termasuk dalam hak asasi manusia, yakni semua orang berhak untuk mengimani ajaran agamanya dan harus dihormati.

Ketua DPW PBB DKI Jakarta ini mengungkapkan, negara Swedia memiliki 500 jiwa yang menganut agama Islam.

"Maka, berkaitan dengan itu negara Swedia secara langsung tupoksinya ialah bertanggung jawab atas 500 jiwa warganya itu yakni to fulfill, to respect, to protect. Pun kami mengkaji secara tindakan yang dilakukan oleh Rasmus Paludan itu bisa disimpulkan bahwa negara Swedia secara terang-terangan telah gagal dalam menjalankan tupoksinya untuk memenuhi tanggung jawabnya."

Baca Juga: Kondisi Kapolda Jambi Dikabarkan Stabil, Tapi Perlu Evakuasi Cepat

Adapun pihaknya menilai, perbuatan bejat itu tentu menarik perhatian dunia sehingga menimbulkan konflik secara holistik yang mengancam stabilitas dunia internasional. Sehingga menurutnya, jalan satu-satunya ialah dengan mengakui kesalahannya dan diproses hukum agar mendapatkan efek jera.

"Serta tak lupa untuk membuat permohonan maaf secara resmi baik negara yang lalai dalam melindungi hak asasi manusia dan kemudian menimbulkan stigma Islami fobia. Juga tak kalah penting, Rasmus Paludan sendiri menundukkan kepalanya sendiri dengan meminta maaf sesungguh-sungguhnya kepada umat Islam di seluruh dunia," ungkap dia.

Ia menerangkan, aksi di Jumat berkah ini adalah permulaan dari aksi yang akan dibuat berjilid-jilid di depan Kedubes Swedia apabila tidak ada dialog yang berarti untuk mendapatkan keadilan dengan merealisasikan tuntutan tersebut.

Baca Juga: 3 Alasan SM Entertainment Menolak Akuisisi Oleh HYBE

"Bahwa, kami Brigadir hisbullah dan Pemuda Bulan Bintang berikrar hari ini akan turut berperan dalam mengawal aksi bela agama ini sampai di ujung nafas perjuangan. Adapun dua tuntutan aksi kami yaitu, mengutuk tindakan pembakaran Al-Qur‘an oleh yaitu Rasmus Paludan, serta menuntut agar segara membuat permohonan maaf kepada seluruh umat Islam di dunia atas tindakan pemicu konflik rasisme," tegasnya.

Diketahui, kontroversi menyeruak pasca insiden pembakaran Al Quran oleh politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan, yang juga pemegang kewarganegaraan Swedia, membakar kitab suci Islam di depan kedutaan Turki bulan lalu. Hal tersebut menuai pengecaman di seluruh dunia internasional. 

Editor: Arbi Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Berani Jadi Netizen Pejuang untuk Melawan Hoaks

Jumat, 9 Juni 2023 | 20:46 WIB
X