ISLAM memerintahkan agar kita bersegera memohon ampunan dari Allah setelah melakukan kesalahan karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
”Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui” (QS Ali Imran: 135).
Rasulullah mengingatkan ketika kita melakukan keburukan hendaklah segera menutupinya dengan kebaikan.
Dari Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin Jabal, Rasulullah bersabda:”Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada. Sertailah (tutuplah) kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (HR At-Tirmidzi).
Baca Juga: Bharada E Pasrah, Serahkan Putusan ke Majelis Hakim
Hasan al-Basyri (642-728 M) ulama dan cendekiawan muslim pada masa awal kekhalifahan Umayah pernah berkata, seorang mukmin itu pemimpin bagi dirinya sendiri.
Ia muhasabah, menghitung sendiri atau introspeksi dirinya tentang perbuatan yang ia lakukan. Karena sesungguhnya hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah menghisab dirinya di dunia.
Umar bin Khaththab mengatakan:”Hisablah dirimu sebelum dihisab, timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan dari pada hisab di kemudian hari” (HR Iman Ahmad dan At-Tarmidzi).
Baca Juga: Keren, The Last Of Us Cosplay Zombie, Wow Bisa Mirip!
Islam mengajarkan umatnya untuk mu'aqobah yaitu suatu upaya diri sendiri memberikan sanksi (hukuman) terhadap diri sendiri apabila melakukan kesalahan atau lalai dari melakukan ketaatan beribadah kepada Allah.
Artikel Terkait
Bertaubat Bukan Hanya Menyesal
Menuju Bahagia
Azab Konsekuensi dari Pengingkaran
Takdir Menentukan