HARIANTERBIT.com - Presiden Indonesia hasil Pilpres 2024 yang akan datang harus mampu mewujudkan sila kelima Pancasila dalam bidang ekonomi yaitu meningkatkan keadilan dan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Bukti-bukti kuantitatif menunjukkan kepada kita bahwa sejak 2014 sampai sekarang kita mengalami dekade yang hilang (the lost decade) dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi,” kata pengamat ekonomi dan juga pelaku UMKM, Andi Azizi Amin kepada HARIANTERBIT.com, Selasa, 21 Juni 2022
Menurutnya, pada 2013, Gross National Product (Produk Nasional Bruto) Indonesia adalah 3.800 dolar AS. Pada tahun 2022, cuma berubah sedikit menjadi 3.900 dolar AS.
Baca Juga: Kasus Eks Wali Kota Yogyakarta, KPK Periksa 6 Saksi
“Terjadi stagnasi atau pertumnuhannya kecil sekali. Ini tidak bagus bagi perekonomian kita,” kata lulusan University of Illinois, AS tersebut.
Pertumbuhan GNP yang rendah itu menunjukkan daya beli masyarakat pun lemah. Akibatnya disrtibusi barang dan jasa menjadi melambat. Itulah masalah besar dalam ekonomi nasional.
Baca Juga: 4 Aktris Korea yang Naik Pamor di Paruh Pertama 2022
Daya beli masyarakat yang kurang mengakibatkan peredaran uang dan jasa berkurang juga. Karena itu, ia beranggapan wajar jika pertumbuhan ekonomi nasional kita selama delapan tahun ini tidak lebih dari 5 persen.
Ia menyebut GNP yang rendah itu juga menunjukkan adanya ketimpangan yang tinggi dalam masyarakat.