HARIANTERBIT.com – Pernyataan, santai saja, tenang atau santuy, lebih mudah diucapkan tetapi berat untuk dilakukan saat ingin melatih pikiran lebih rileks.
Untuk menangani stres dan menenangkan pikiran dibutuhkan keterampilan yang perlu latihan. Itu merupakan kebiasaan dan seperti kebiasaan apa pun, itu perlu dibangun dan dipelihara.
Tapi bagaimana Anda melakukannya? Ada kabar baiknya dari Richard Templar, penulis buku laris serial The Rules Of… Dalam buku tersebut Richard Templar mengatakan untuk mengatasi sebenarnya tidak terlalu sulit.
Baca Juga: Kapolda Sumut Irjen Panca Bakal Diperiksa soal Konsorsium 303, Fadil Imran Jangan Sampai Lolos?
"Ya, Anda dapat melatih diri Anda untuk merespons situasi stres dengan cara yang lebih santai, dan semakin banyak Anda berlatih, semakin mudah untuk menghilangkan stres dan kekhawatiran," katanya seperti dilansir dari Metro.co.uk.
Menurut Tampler, semakin seseorang menggunakan jalur saraf di otak, semakin kuat keinginan orang untuk melepaskan stress. “Jadi, semakin Anda berlatih menjadi santai, semakin mudah untuk masuk ke mode itu di lain waktu”.
Berikut 6 cara untuk melatih otak menghadapi masalah dengan cara yang lebih tenang.
Baca Juga: Ada Irjen Fadil Imran dan Nama-nama Lain yang Disebutkan Terlibat dalam Konsorsium 303 Ferdy Sambo
Tetap di masa sekarang – Menurut Richard Tampler, ada banyak teknik hebat untuk berfokus pada ‘sekarang’, yang hanya Anda butuhkan saat Anda cenderung khawatir tentang apa yang akan terjadi.
“Anda harus berhenti menggunakan jalur saraf “khawatir” dan beralih ke sesuatu yang lebih santai.
Jadi pertimbangkan perhatian, yoga, meditasi, berkebun, berlari atau mana pun yang akan kamu nikmati. Dan semakin sering melakukannya, semakin baik itu akan berhasil membuat Anda rileks.”
Beri diri sendiri pilihan - Peralihan pola pikir sederhana dapat membuat perbedaan besar pada pengalaman stres Anda. Menurut Richard, mungkin mengejutkan saat mengetahui tidak selalu sulit untuk menghilangkan stress.
Baca Juga: Polri Bakal Dalami Isu Konsorsium 303 Irjen Ferdy Sambo
Misalnya saat menghadapi macet dan kamu akan terlambat untuk janji dengan orang lain. Kamu memiliki dua pilihan, terlambat dan stres, atau terlambat dan tidak stres. Kedengarannya seperti no-brainer.
Artikel Terkait
Menghancurkan Pikiran-Pikiran Kritis, Netizen Indonesia Disebut Terburuk dan Terkasar
Prilly Latuconsina: Pikiran Saya Jadi Lebih Terbuka Usai Dapat Wejangan Menpora Amali
Pikiran Rakyat Media Network dan DPD RI Siap Berkolaborasi
Isi Kuliah Umum di USU, Ganjar Pranowo Ajak Gen Z Tingkatkan Kemampuan Pikiran dan Spiritual